Yeremia 29:1-23
Menjadi produktif adalah keinginan banyak orang, tidak hanya kelompok orang di masa produktif tapi juga bagi orang yang mungkin sudah memasuki masa purnabakti. Dalam Undang-Undang Tenaga Kerja di Indonesia, dicantumkan usia pensiun adalah 55 tahun, jika diperpanjang sampai 60 tahun. Tetapi banyak juga yang setelah berusia 60 tahun masih tetap melanjutkan karyanya karena berprinsip, “selama masih diizinkan hidup, harusnya tetap produktif atau menghasilkan.”
Kondisi pandemi yang kita alami sekarang dirasakan menghambat untuk seseorang tetap menjadi produktif. Diharuskannya WFH (Work from Home) bagi para karyawan dan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) bagi peserta didik membuat kita merasa terbatasi. Begitu pula dengan para pekerja bebas atau para wiraswasta, pengusaha yang merasakan dampaknya penurunan omset atau penghasilan mereka di masa sulit ini.
Masa sulit sebenarnya bukan hanya menjadi pengalaman hidup kita, tetapi juga pernah dialami oleh bangsa Israel di zaman nabi Yeremia. Dalam Yeremia 29:1-23, kesulitan yang dialami bangsa Israel disebabkan karena hukuman Tuhan akibat ketidaktaatan mereka sendiri. Mereka dibuang dari Yerusalem ke Babel di bawah pemerintahan Nebukadnezar (ay. 1). Dalam kondisi sebagai orang buangan, tidak merdeka, terkungkung dan tertekan, biasanya orang menjadi kurang atau bahkan tidak produktif. Tapi justru di tengah kondisi terbatas, Tuhan memberikan perintah kepada bangsa Israel untuk tetap produktif (ay. 4-7).
Firman Tuhan memerintahkan mereka untuk mendirikan rumah, membuat kebun, menikah untuk meneruskan generasi, bahkan mengupayakan kesejahteraan kota yang bukan kotanya sendiri. Semua perintah tersebut adalah perintah untuk tetap menjadi produktif, menghasilkan karya untuk terus melanjutkan hidup sampai akhirnya Tuhan meluputkan mereka dari Babel (ay. 10). Ada peringatan yang Tuhan berikan kepada bangsa Israel untuk tetap menjaga telinga dan hati mereka kepada Tuhan (ay. 8), supaya mereka tidak mendapat hukuman lagi (ay. 17-18), melainkan menerima janji untuk memiliki masa depan yang penuh harapan (ay. 11).
Mari kita tetap melakukan tugas-tugas kita di masa sulit untuk melanjutkan pekerjaan Tuhan di muka bumi ini, sebagai apa pun kita. Tuhan menghendaki umat-Nya untuk tetap produktif di masa sulit sekalipun.
Dibuat oleh: Ibu Daesy Sanger