Mazmur 37:23-24
Kehidupan kita sebagai orang percaya yang berjalan di tengah dunia ini, tentunya memiliki banyak tantangan. Tantangan dapat hadir dalam berbagai macam bentuk, namun permasalahannya adalah bagaimana kita tetap berespon untuk memperlihatkan kehidupan yang berjalan dan bergantung pada Tuhan. Sebagai orang yang mengenal dan percaya Tuhan, respon kita seharusnya berbeda dari respon orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Inilah yang sedang diingatkan oleh Daud dalam Mazmur 37.
Mazmur 37 adalah sebuah mazmur puisi yang bergaya akrostik (baitnya berpola mengikuti alfabet Ibrani). Mazmur ini sedang memperlihatkan pergumulan yang dihadapi oleh orang percaya/orang benar. Dalam bagian ini, tantangan orang percaya adalah bagaimana tetap mempertahankan kehidupannya yang bergantung pada Tuhan di tengah segala perasaan tidak adil melihat kehidupan orang fasik yang tampak beruntung (ay.1, 7). Namun, di tengah segala keadaan yang menjadi pergumulan orang percaya tersebut, dalam ayat 23-24 Daud mengingatkan setidaknya dua prinsip untuk menjadi pegangan orang percaya dalam menghadapi situasi yang sulit.
Pertama, orang percaya perlu menyadari bahwa hidup ini didasari oleh anugrah dan pertolongan Tuhan. Ketika dia menyatakan bahwa TUHAN yang menetapkan langkah orang benar, itu berarti Daud sedang mengingatkan bahwa hidup setiap orang bergantung pada kemurahan dan anugrah Tuhan semata. Terlebih lagi bagi orang percaya, TUHAN sendiri yang akan menolong mereka saat mereka jatuh sehingga tidak sampai tergeletak. Dari ayat ini (24), John Calvin juga melihat bahwa sekalipun ada saatnya orang benar berada pada situasi menyulitkan ataupun terjatuh, namun Tuhan tidak akan membiarkan orang tersebut sampai kepada kehancuran seperti nasib yang dialami oleh orang fasik.
Kedua, orang percaya perlu menyadari pentingnya berjalan menjadi orang yang berkenan kepada Tuhan. Janji Tuhan pada ayat 23-24 merupakan janji yang ditujukan kepada orang yang hidupnya berkenan kepada Dia. Orang yang sungguh-sungguh mau hidup berkenan kepada Tuhan adalah orang yang juga meresponi setiap situasi hidupnya sesuai kehendak Tuhan. Daud sudah menyatakan itu di awal Mazmur ini, saat dia mendorong orang percaya untuk jangan menjadi marah dan iri hati pada kondisi orang fasik (ay.1), untuk tetap percaya kepada Tuhan dan tetap melakukan yang baik (ay.3), dan menyerahkan segala masa depan kepada Tuhan saja (ay.5). Inilah sebuah contoh respon orang yang hidupnya mau berkenan kepada Tuhan di tengah segala kesulitan dan tantangan hidup yang dihadapinya.
Menyambut bulan keluarga di lingkungan Sinode Gereja Kristus tahun ini, keluarga-keluarga jemaat GKK juga diingatkan untuk menjadi keluarga yang terus percaya dan bersandar akan anugrah Tuhan serta berusaha berjalan dalam kebenaran sebagai keluarga yang mau berkenan kepada-Nya. Tantangan bukan saja datang dari orang-orang fasik, namun keadaan di masa pandemi ini juga menantang kita untuk tetap memberikan respon yang tepat sebagai orang percaya. Jangan menjadi iri hati terhadap keadaan orang yang tidak hidup dalam kebenaran sekalipun saat ini kelihatan beruntung. Tetap teguh untuk hidup dalam kebenaran. Jangan juga menjadi tawar hati menghadapi kesulitan hidup akibat pandemi. Namun ingatlah selalu adanya anugrah dan pertolongan Tuhan yang sedia menyertai hidup keluarga orang percaya. Kiranya Tuhan sendiri yang menuntun langkah hidup setiap keluarga jemaat GKK agar menjadi keluarga yang senantiasa memuliakan Tuhan di setiap waktu. Amin.
Dibuat oleh: Pdt. Richard Natasasmita