Wahyu 7:9-17
Surat Wahyu adalah surat yang ditulis oleh Rasul Yohanes di pulau Patmos. John Foxe, penulis buku yang sangat terkenal tentang kisah para martir, yang ditulis tahun 1563, mengungkapkan bahwa rasul Yohanes melayani di Efesus pada saat Dominitian menjadi kaisar Roma (81-96 M). Dominitian adalah kaisar yang sangat kejam, ia membunuh saudaranya sendiri demi kekuasaan, dan membunuh orang Kristen dengan tuduhan yang sangat keji. Ia meneruskan kejahatan yang pernah dilakukan kaisar sebelumnya, yaitu Nero. Atas perintah Dominitian inilah Yohanes ditangkap di Efesus dan dihukum dengan dimasukkan ke kuali penggorengan yang berisi minyak mendidih. Karena hukuman kejam ini tidak dapat membunuh rasul Yohanes, maka ia dibuang ke pulau Patmos. “Penggorengan” memang tidak dapat mengambil nyawa Yohanes, sebab Kristus berkehendak supaya kitab terakhir dalam Alkitab yaitu kitab Wahyu dapat dituliskan. Tahun 98 M, Yohanes dibebaskan dari pulau Patmos dan ia meninggal di Efesus. Berita apakah yang disampaikan Tuhan kepada Yohanes di pulau Patmos supaya diberitakan kepada jemaat mula-mula dan kepada kita hari ini? Bacaan firman Tuhan mengemukakan kepada kita minimal tiga hal penting tentang kehidupan kekal:
- Kehidupan Kekal adalah berita untuk semua suku bangsa, itulah sebabnya, Kristus memberi penglihatan ini kepada Yohanes untuk dituliskan kepada jemaat (ay. 9-12).
Rasul Yohanes menulis dengan jelas, bahwa ia melihat dan mendengar suara pujian yang nyaring dari kumpulan; segala bangsa, suku, kaum dan bahasa. Tentu ini bukan sekadar penglihatan, tetapi Kristus menghendaki supaya penglihatan ini dituliskan dan disampaikan kepada jemaat-jemaat. Bahwa kehidupan kekal oleh karena karya keselamatan di dalam Kristus itu adalah untuk semua suku bangsa, dan berita itu harus dilaksanakan oleh gereja.
- Kehidupan Kekal adalah berita untuk semua bangsa, dan itu hanya terjadi oleh karena darah Anak Domba Allah (ay. 13-14).
Penglihatan dari Tuhan ini bukan hanya sesuatu yang dilihat, sebab terjadi percakapan antara Yohanes dengan salah seorang dari tua-tua yang tampak dalam penglihatannya. Percakapan yang dimulai dengan pertanyaan dari tua-tua itu kepada Yohanes, dan tentu Yohanes tidak dapat menjawab pertanyaan itu. Pertanyaan ini menegaskan maksud bahwa keberadaan segala bangsa, suku, kaum dan bahasa yang menerima keselamatan dan beroleh kehidupan kekal itu terjadi oleh karena Anak Domba Allah yang telah disalibkan demi manusia berdosa.
- Kehidupan kekal adalah berita untuk semua suku bangsa, sebab Kristus menghendaki supaya semua bangsa, suku, kaum dan bahasa ada dalam kehidupan kekal (ay. 15-17).
Ayat 15 dimulai dengan ungkapan “Karena itu” yang menunjuk pada ayat sebelumnya tentang mengapa ada sukacita yang begitu indah di negeri mulia, tempat dimana tidak ada lagi derita. “Sebab Anak Domba” yang di tengah-tengah takhta itu (ay. 17) dalam anugerah dan kehendak-Nya, Ia menggembalakan dan menuntun umat-Nya untuk memperoleh kehidupan kekal.
Kiranya Tuhan Yesus Kristus, Sang kepala gerej,a menolong kita sebagai jemaat-Nya untuk mengambil bagian dalam pelayanan yang mulia ini, supaya berita tentang kehidupan kekal tidak hanya menjadi bagian kita, tetapi sampai dan kelak akan dialami oleh segala bangsa, suku dan kaum. Amin!
Dibuat oleh: Pdt. Dennie Olden Frans