2 Timotius 1:1-18
Paulus memulai tulisannya pada bagian ini dengan menyatakan bahwa ia adalah rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus. Tulisannya ditujukan kepada Timotius yang ia sebut sebagai anakku yang kekasih. Timotius adalah anak rohani dari rasul Paulus.
Paulus mengirim Tikhikus untuk menggantikan Timotius di Efesus, sehingga Timotius dapat bersama Paulus di Roma. Hal ini dilakukan karena Paulus sedang mempersiapkan Timotius untuk menggantikannya sebagai penerus pelayanan, sebagai pemimpin rohani jemaat. Pelayanan ini tidak mudah, oleh sebab itu Paulus menyampaikan beberapa hal penting kepada Timotius:
- Doa Paulus: Ia mengucap syukur kepada Allah, dan mengingat Timotius dalam doa siang dan malam, dan terkenang akan air mata yang dicurahkan.
- Paulus mengingat anak rohaninya sebagai generasi penerus yang memiliki iman. Iman yang hidup mulai dari neneknya, Lois dan di dalam ibunya, Eunike. Paulus yakin iman itu juga hidup di dalam diri Timotius.
- Paulus mengingatkan akan karunia Allah yang telah diberikan kepada Timotius untuk melayani. Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
- Jadi jangan malu bersaksi tentang Tuhan kita dan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.
Pusat pemberitaan adalah Yesus Kristus, yang telah memanggil kita bukan berdasarkan perbuatan, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri. Yesus adalah - Juruselamat kita. Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.
- Untuk Injil inilah Paulus ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru.
- Peganglah segala sesuatu yang telah didengar sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Dalam bagian ini kita melihat bagaimana Paulus selalu menekankan pentingnya karunia Allah, baik bagi dirinya sendiri maupun Timotius, anak rohaninya. Paulus yakin bahwa karunia Allah harus dikobarkan di dalam pelayanan karena itulah yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Pelayanan selalu dimulai dengan kasih Allah, dengan tujuan utama memberitakan Injil keselamatan. Oleh sebab itu jangan berhenti melayani dan bersaksi bagi Kristus. Prinsip pengajaran yang sehat harus dilakukan dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Dengan demikian “kobaran api” pelayanan itu akan terus menyala besar!
Dibuat oleh: Pdt. Martin Elvis