Yohanes 12:1-8
Siapakah Yesus buat diri seseorang? Seberapa besar seseorang memiliki kerinduan memuliakan Dia? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini bergantung kepada bagaimana seseorang memiliki kedekatan dengan Yesus. Bagi keluarga Lazarus, Maria dan Marta tentu Yesus adalah pribadi yang begitu dekat dan berarti untuk mereka. Dalam Yohanes 11, kita dapat melihat bagaimana kedekatan keluarga ini dengan Yesus. Ketika Lazarus sakit hampir mati, keluarga ini mengabarkan berita kepada Yesus dengan menyebutkan “dia yang Engkau kasihi, sakit.” Ini menunjukkan sebuah hubungan yang dekat dengan Tuhan Yesus. Terlebih lagi setelah Lazarus akhirnya meninggal, Tuhan Yesus datang untuk membangkitkannya. Tentu ini menjadi sebuah pengalaman hidup yang tidak terlupakan, bukan saja bagi Lazarus, namun juga Maria dan Marta.
Pada perikop ini, ketika Yesus datang ke Betania, kota mereka dan sedang dijamu oleh seseorang (Mat. 26:6 dan Mrk. 14:3 mencatat nama Simon si kusta), Maria melakukan tindakan meminyaki kaki Yesus dengan memakai minyak narwastu yang mahal harganya. Mengapa Maria mau melakukan hal ini? Tuhan Yesus menjelaskan di ayat 7 bahwa ini dilakukan dalam rangka mengingat hari penguburan-Nya. Ada kemungkinan Maria mengingat apa yang pernah Yesus sampaikan ke murid-murid-Nya bahwa Dia harus diserahkan dan dibunuh, namun dibangkitkan pada hari ketiga. Ini berarti, Maria begitu mengasihi Tuhan Yesus, mengingat perkataan-Nya dan bertindak melakukan hal yang dinilainya cukup berharga kepada Tuhan. Seorang yang begitu mengasihi Tuhan Yesus bukan hanya mengingat perkataan-Nya namun juga mau membayar harga melakukan sesuatu bagi Tuhan.
Namun sebaliknya berbeda dengan Yudas Iskariot yang hatinya hanya peduli pada kepentingan diri sendiri. Dengan alasan kepedulian kepada orang miskin, dia mempertanyakan tindakan penghormatan kepada Yesus. Dia tidak memiliki kepekaan terhadap apa yang sebenarnya terjadi, dan dia juga tidak memiliki kasih terhadap Yesus. Orang yang tidak mengasihi Yesus, selain tidak mengingat perkataan Yesus, dia juga hanya peduli pada kepentingan dirinya sendiri. Dia tidak rela jika sesuatu yang dilakukan untuk kemuliaan Yesus membuat dia kehilangan kesempatan menikmati keuntungan diri sendiri.
Dalam masa Pra-Paskah pertama ini, kita diajak untuk merenungkan kasih kita kepada Tuhan Yesus. Apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Dia? Apakah kita sungguh-sungguh mau melakukan yang terbaik bagi Tuhan kita? Apakah kita rela membayar harga dalam mengikut Dia? Kiranya kita semakin giat melakukan yang terbaik untuk kemuliaan Tuhan kita, Yesus Kristus.
Dibuat oleh: Pdt. Richard Natasasmita