Yohanes 13:31-35
Kasih merupakan identitas yang melekat pada murid-murid Yesus dan juga orang-orang percaya di segala tempat dan zaman. Perintah untuk “mengasihi” bukanlah hal yang baru, di dalam PL perintah ini pun sudah ada. Misalnya dalam kitab Imamat 19:18, “… melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.” Hal senada dikatakan oleh Yesus yaitu “supaya kamu saling mengasihi” (34). Jika demikian apa “perintah baru” yang dimaksudkan oleh Yesus terkait perintah “mengasihi” ini?
Jawabannya adalah Yesus sendiri memberikan teladan secara langsung dengan berkata, “Sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.” Perintah baru yang dimaksudkan oleh Yesus yaitu saling mengasihi bukan hanya sebatas kata-kata, tetapi melalui tindakan nyata, bahkan Yesus menunjukkan kasih itu sampai mati di atas kayu salib untuk manusia berdosa. Dan Tuhan Yesus menjelaskan kembali perintah untuk mengasihi ini di dalam Yohanes 15:12-13, “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”
Jadi, dalam pembacaan firman Tuhan dalam minggu Pra Paskah yang ke-5 ini kita diingatkan akan perintah baru Kristus, yaitu hidup saling mengasihi. Mengapa kita harus saling mengasihi?
Pertama, ini adalah perintah langsung dari Yesus (ay. 34). Perintah untuk mengasihi ditujukan bukan hanya untuk para murid-Nya, namun juga untuk semua orang percaya. Perintah ini wajib karena Yesus sendiri memberikan teladan. Dia mengasihi semua orang. Kasih yang tidak terbatas. Yesus tahu bahwa ada murid yang akan meninggalkan, menyangkal, dan mengkhianati Dia, namun Dia tetap mengasihi. Buktinya adalah dengan membasuh kaki semua murid-Nya.
Kedua, mengasihi adalah bukti bahwa kita adalah murid-murid Yesus (ay. 35). Orang percaya disebut sebagai murid. Menjadi murid artinya ada target yang akan kita capai. Target kita adalah mengasihi. Mau belajar dan terus berubah dan tumbuh menjadi seperti Kristus. Sehingga setiap orang akan melihat bahwa kita adalah murid-murid Kristus kalau kita hidup dalam kasih.
Kiranya setiap kita senantiasa belajar untuk hidup dalam kasih, seperti firman Tuhan berkata bahwa kasih itu sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Inilah kasih yang nyata itu. Kasih bukan hanya sebatas teori, tetapi kasih itu nyata sebagai tanda dan juga ciri hidup orang percaya. Tuhan Yesus memberkati kita melalui firman-Nya. Amin.
Dibuat oleh: Pnt.K. Susi Sihaloho