Roma 13 : 1-7
Hari ini kita akan belajar tentang bagaimana tanggung jawab dan sikap orang percaya terhadap pemerintah menurut Alkitab, dan secara lebih khusus lagi dalam waktu dekat kita sebagai warga negara Indonesia akan menghadapi hari pemilihan umum di Indonesia. Paulus menasehati agar iman Kristen dan kewarganegaraan jangan dipisahkan melainkan harus berjalan bersama-sama. Salib membicarakan urusan secara vertikal dan horisontal, hubungan dengan Tuhan dan juga dengan sesama. Prinsip hubungan manusia dengan Allah adalah anugerah, sementara hubungan antar manusia menggunakan prinsip tabur-tuai.
Ayat 1: “Tiap-tiap orang harus tunduk kepada (pemerintah) para penguasa yang diatasnya, sebab tidak ada (pemerintahan) penguasa yang tidak berasal dari Allah; para penguasa (pemerintah-pemerintah) yang ada, ditetapkan oleh Allah.”
Tuhan memberi otoritas kepada lembaga pemerintahan, karena itu I Petrus 2: 13-14 menuliskan, “Tunduklah, karena Tuhan, kepada semua lembaga manusia,…..”
Menarik sekali bahwa pengajaran ini tetap diajarkan oleh pemimpin-pemimpin Kristen walaupun telah terjadi penganiayaan terhadap orang-orang percaya. Bahkan terus menjadi pengajaran di dalam kekristenan untuk bagaimana bersikap terhadap pemerintahan di dunia. Mengapa Paulus mengajarkan hal itu?
Ayat 4 dan 7b: “Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu …. Karena mereka yang mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah.”
Sebab warga negara berhutang kepada pemerintah. Pada saat itu penguasa-penguasa (pemerintah) menjadi wakil Allah untuk melindungi masyarakat dari serangan binatang buas, dari orang-orang biadab premanisme dan dari berbagai ancaman lainnya. Pemerintah adalah alat Tuhan yang ditunjuk untuk menyelamatkan dunia dari kekacauan. Lalu apa yang menjadi tanggung jawab kita sebagai warga negara dan orang percaya terhadap pemerintah?
Ayat 6-7: “Itulah juga sebabnya kamu membayar pajak. Karena mereka yang mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah. Bayarlah kepada semua orang apa yang wajib kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang menerima cukai, rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.”
Maka sikap sebagai warna negara kita bertanggung jawab untuk membayar pajak, berpartisipasi membangun bangsa, mendoakan negara dan pemimpin-pemimpin bangsa, dan mengunakan hak pilih kita untuk pemilihan umum. Jangan GOLPUT!!!
Sebentar lagi kita akan merayakan pesta demokrasi pemilu 2024. Kita harus menjadi orang Kristen yang rohani dan berintegritas serta berwawasan nasional/ kebangsaan untuk ikut andil dalam kesejahteraan bangsa. Karena kita dipanggil untuk mencintai Tuhan Yesus dan bangsa ini. Memiliki hati Kristus, setia pada bangsa dan tanah air (nasionalis), turut ambil bagian dalam menyejahterakan bangsa dan menjadi berkat dimanapun kita berada. Tuhan Yesus memberkati!
Dibuat oleh: Pdt. Setiawan Sutedjo