Mazmur 127
Bulan September adalah Bulan Keluarga di lingkungan Sinode Gereja Kristus. Oleh karena itu, nas minggu ini terambil dari Mazmur 127 mengenai Keluarga yang dibangun oleh Tuhan. Demikian pula pada hari ini kita bersyukur karena dilaksanakan Baptisan Kudus dan Sidi di Gereja Kristus Ketapang.
Jika kita perhatikan belakangan ini sering kita melihat atau mendengar banyak keluarga yang mengalami masalah, baik hubungan suami istri yang tidak harmonis maupun hubungan orang tua dengan anak-anak yang retak. Jika masalah-masalah seperti itu tidak ditangani secara serius, cepat atau lambat akan menjadi bom waktu dan menyebabkan kegagalan dalam berumah tangga bahkan kemudian mengakibatkan terjadinya perceraian, KDRT, krisis kasih sayang, kenakalan remaja, narkoba, penjara, bahkan sampai bunuh diri.
Nas Mazmur 127 adalah nyanyian ziarah Salomo yang mengajarkan orang percaya tentang dasar dari keluarga Kristen, pertumbuhan rohani bagi setiap anggota keluarga, serta mengenai pendidikan anak-anak di rumah. Ayat 1-2 mengajarkan kepada kita Teologi Anugerah, karena Salomo mengakui bahwa semua yang telah ia capai dan miliki adalah anugerah Tuhan. Salomo menempatkan Tuhan sebagai dasar dan sumber kehidupannya. Kata “sia-sia” juga dapat berarti kosong dan hampa. Berkenaan dengan tema hari ini, kita belajar bahwa rumah tangga yang dibangun tanpa Tuhan menjadi sia-sia dan akan lebih mudah digoyahkan oleh perubahan zaman. Lalu apa yang menjadi dasar dari rumah tangga kita? Tuhan atau pengajaran dunia ini? Dasar akan sangat menentukan apakah perjalanan keluarga kita sehat atau menjadi bermasalah.
Tuhan Yesus memberi amanat kepada murid-muridnya untuk menjadikan murid, yang selanjutnya kembali memuridkan orang lain. Pemuridan dapat dilakukan di dalam lingkungan keluarga kepada seluruh anggota keluarga (Ul. 6) karena pertumbuhan rohani pada setiap anggota rumah tangga adalah keharusan. Demikian pula pemuridan bagi orang-orang percaya di gereja (2 Tim. 2:2).
Selanjutnya dalam ayat 3-5 pemazmur mengingatkan kita untuk memelihara dan mendidik anak-anak sesuai kehendak Tuhan karena mereka adalah miliki pusaka-Nya. Anak-anak adalah anugerah Tuhan bukan milik kita. Kita diberi mandat untuk mengasihi, mendidik dan membesarkan mereka menjadi murid-murid Kristus serta menjadi pejuang-pejuang tangguh untuk melawan musuh-musuhnya. Kita harus mempersiapkan mereka untuk mempunyai daya juang untuk berperang melawan dosa godaan dunia dan kuat menjalankan hidup di dunia ini.
Mendidik anak-anak harus dengan kasih dan keadilan yang berjalan secara seimbang. Mendidik anak jangan terlalu keras dan juga jangan terlalu lunak, karena setiap anak unik dan berbeda. Oleh karena itu baiklah orangtua mendidik mereka dalam ajaran dan nasehat Tuhan dalam Efesus 6:4, “Dan kamu bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” Tugas orang tua adalah mendidik dan menolong anak-anak untuk menemukan kehendak Tuhan bagi hidup mereka.
Kiranya pengajaran Mazmur 127 ini dapat menolong kita untuk berefleksi diri: Apakah atau siapakah yang menjadi dasar rumah tangga kita? Apakah setiap anggota rumah tangga kita sudah mengalami pertumbuhan rohani di dalam Kristus? Apakah kita sudah mendidik anak-anak kita berdasarkan kasih dan keadilan Tuhan? Biarlah melalui pelajaran Mazmur ini setiap anggota keluarga kita dimotivasi untuk hidup berkenan kepada Tuhan. Amin.
Dibuat oleh: Pdt. Setiawan Sutedjo