LEMAH NAMUN DIPERCAYA

LEMAH NAMUN DIPERCAYA

Yeremia 1:4-10

Ada orang-orang yang merasa kelahirannya adalah sebuah kesalahan. Beberapa orang lagi merasa hidupnya sia-sia dan bergumul dalam keputusasaan. Tapi tidak demikian dengan Pencipta kita. Allah mengetahui setiap manusia yang diciptakan-Nya. Allah menciptakan manusia dengan sebuah tujuan. Hal itu juga yang terjadi pada nabi Yeremia. Firman Tuhan yang datang pada Yeremia di ayat 5 menyatakan bahwa kehidupan Yeremia bukan kebetulan, tetapi memiliki tujuan. Allah ingin memakai Yeremia menjadi pembawa pesan-Nya. Demikian juga Allah menginginkan kita hidup dengan sebuah tujuan, yaitu memuliakan Dia.

Namun, sering kali ada penghalang bagi setiap kita untuk dapat hidup dalam tujuan yang diinginkan Allah. Kita merasa tidak layak, memiliki kelemahan, ataupun kegagalan. Hal-hal seperti ini bisa menjadi tantangan dalam menghidupi tujuan Allah. Di satu sisi, kesadaran akan ketidaklayakan dan kelemahan dapat menolong kita untuk bergantung kepada Allah dan tidak mengandalkan kekuatan sendiri. Namun, jika dibiarkan menguasai, hal ini bisa membuat kita menjadi pasif dan tidak melangkah dalam panggilan-Nya. Yeremia pun sempat merasakan hal demikian. Di ayat 6, dia menyampaikan keberatannya dengan dalih bahwa ia masih muda dan tidak pandai bicara. Lalu harus bagaimana?

Allah tidak mencari orang yang sempurna. Allah mencari orang yang taat. Dia menyatakan pada Yeremia di ayat 7 untuk taat kepada apa yang Allah perintahkan. Dalam Alkitab, diperlihatkan orang-orang yang sekalipun punya keterbatasan tetapi memiliki hati yang taat. Musa yang awalnya ragu untuk mengemban panggilan Allah, namun akhirnya mempersembahkan hatinya untuk taat kepada Allah. Murid-murid Yesus juga bukanlah orang-orang hebat, namun mereka punya iman dan ketaatan kepada Yesus. Menghidupi tujuan dari Allah bukanlah tentang berusaha menjadi yang paling sempurna, melainkan berusaha untuk taat meresponi kehendak Allah.

Tentu saja, Allah tidak membiarkan kita berjalan sendirian. Seperti kepada Yeremia, Allah berjanji menyertai dan memperlengkapi Yeremia (ay. 8-9). Jika Yeremia merasa tidak pandai bicara, maka Allah sendiri yang memperlengkapi dan menaruh perkataan di mulut Yeremia. Kelemahan kita di tangan Allah yang kuat akan membawa dampak yang besar. Kita tetap memiliki bagian untuk dilakukan—melangkah dalam iman dan ketaatan—tetapi kita juga percaya bahwa Allah yang bekerja di dalam dan melalui kita. Mari hidup dengan tujuan dari Allah, dan serahkan segala kelemahan kita kepada Dia yang mempercayakan panggilan itu kepada kita.

Dibuat oleh: Pdt. Richard Natasasmita