
1 Petrus 4:10-11
Surat 1 Petrus merupakan pesan yang dikirimkan oleh rasul Petrus kepada anggota jemaat Tuhan yang tersebar di wilayah Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil, dan Bitinia, sebagaimana tercantum dalam 1 Petrus 1:1 (wilayah yang kini menjadi Turki). Berdasarkan pendapat para pakar Perjanjian Baru, surat ini ditulis sekitar tahun 64 M pada saat para pengikut Kristus mengalami penganiayaan di bawah pemerintahan Kaisar Nero. Oleh karena itu, 1 Petrus sering disebut sebagai surat untuk gereja yang sedang menderita, namun juga memberikan kepastian tentang masa depan yang penuh harapan bagi umat Tuhan, sehingga mendorong mereka untuk hidup dengan pengharapan dalam Kristus.
Petrus, dalam 1 Petrus 4:10-11, mengingatkan umat Tuhan untuk terus melayani dengan setia, menunjukkan kasih, dan saling menguatkan dalam iman kepada Yesus Kristus, terlepas dari keadaan yang dihadapi. Kedua ayat ini menyampaikan pesan penting bagi jemaat pada masa itu, dan tentu juga bagi para pengikut Kristus saat ini.
1. Setiap pengikut Kristus adalah pelayan Tuhan (ay. 10-11a)
Rasul Petrus dengan tegas menyatakan dalam nasihatnya di awal ayat 10 bahwa semua orang Kristen adalah pelayan Tuhan, sebagaimana ditunjukkan pula dalam pasal 1:1 mengenai penerima surat ini. Ayat 10 juga menekankan pentingnya pelayanan timbal balik dalam jemaat, di mana anggota jemaat saling melayani dan bukan hanya meminta untuk dilayani. Selain itu, ayat 10b menjelaskan bahwa setiap orang Kristen menerima karunia khusus dari Tuhan dan harus menggunakannya untuk melayani, menjadi seorang “pengurus” atau penatalayan yang baik atas kasih karunia Allah.
2. Jemaat Tuhan melayani oleh karena kekuatan yang dianugerahkan Tuhan (ay. 11a)
Pada ayat 11a, rasul Petrus memberikan panduan praktis tentang berbicara bagi jemaat Tuhan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam pelayanan di Ia menekankan bahwa pembicaraan hendaknya adalah pembicaraan yang baik; menjadi saksi, menguatkan, menghibur, memberikan nasihat jika ada hal yang perlu diperbaiki. Petrus menyatakan pembicaraan jemaat Tuhan itu seperti seorang yang menyampaikan firman Tuhan. Jemaat Tuhan pasti akan menghindari pembicaraan sia- sia, kebohongan, perkataan yang tidak senonoh, fitnah, dan segala hal yang justru menjerat orang dalam dosa. Hal penting berikutnya perlu disadari ketika kita melayani, kita harus melakukannya dengan bergantung pada kekuatan Tuhan, sehingga tidak ada yang merasa paling berjasa, melainkan semua menyadari bahwa ketika kita dapat melayani dengan baik adalah karena anugerah dari Tuhan.
3. Pelayanan umat Tuhan dilakukan untuk kemuliaan Allah (ay. 11b)
Bagi rasul Petrus, tujuan pelayanan adalah untuk kemuliaan Allah. Penatalayan yang baik dan setia pasti mengingat hal ini. Jika kita semua sebagai jemaat Tuhan adalah penatalayan dari kasih karunia Allah dalam semua gerak pelayanan kita, maka sesungguhnya kita akan menyadari bahwa tujuan dari semua yang kita lakukan adalah untuk kemuliaan Allah. Hal ini menolong jemaat Tuhan dalam pelayanan. Melayani dengan motivasi yang tulus dan melayani dengan setia, sebab ia melakukannya untuk Tuhan. Sekaligus juga menolong kita sebagai jemaat menjadi “Penatalayan yang Setia” sampai Tuhan memanggil kita kembali ke rumah Bapa.
Pertanyaan sederhana ialah “Bagaimana dengan kita?”
Tuhan Yesus memberkati, Amin!
Dibuat oleh: Pdt. Em. Dennie Olden Frans