KELUARGA YANG BERBAHAGIA

KELUARGA YANG BERBAHAGIA

Mazmur 128:1-6

Mazmur 128 dimulai dengan kunci kebahagiaan dan fondasi utama dari segala berkat keluarga: “Takut akan TUHAN” (ay. 1). Ini bukan rasa takut yang membuat kita lari, tetapi rasa hormat, kagum, dan takjub yang mendalam kepada Allah sehingga kita rindu hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Inilah prinsip pertama: Fondasi Iman. Di tengah badai tantangan, keluarga yang fondasinya adalah takut akan Tuhan tidak akan mudah rubuh. Tantangan justru mendorong mereka untuk semakin berpegang pada-Nya.

Ayat 2 menegaskan janji Tuhan bagi keluarga yang takut akan Dia: “Engkau memakan hasil jerih payah tanganmu.” Ini berbicara tentang kepenuhan dan rasa cukup. Di tengah tantangan ekonomi, keluarga yang takut akan Tuhan belajar bersyukur atas apa yang ada, bekerja dengan jujur, dan percaya bahwa Tuhanlah yang mencukupkan. Bahagia bukanlah karena banyaknya harta, tetapi karena mampu menikmati berkat yang Tuhan beri dengan rasa syukur.

Ayat 3 menyatakan: “Istrimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu.” Pohon anggur yang subur menghasilkan buah yang manis dan memberi kehidupan. Demikian pula seorang istri yang takut akan Tuhan menjadi penolong yang kuat dan penuh kasih, menghadirkan kehangatan, dan buah-buah kasih yang membuat rumah menjadi “home,” bukan sekadar “house”. Lalu, “Anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu” (ay. 3b). Tunas zaitun adalah simbol damai sejahtera, kesegaran, dan kelanjutan generasi. Anak-anak bukanlah beban, melainkan anugerah Tuhan yang membawa sukacita dan harapan masa depan.

Tantangan hidup seringkali membuat kita khawatir tentang masa depan. Namun, lihatlah janji penutup Mazmur ini (ay. 5-6): “TUHAN memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu, dan melihat anak-anak dari anak-anakmu! Damai sejahtera atas Israel!” Janji Tuhan melampaui generasi sekarang. Inilah perspektif kekal: keluarga yang takut akan Tuhan mewariskan bukan hanya harta benda, tetapi nilai-nilai iman yang akan membentuk dan menuntun generasi berikut. Damai sejahtera (shalom) Allah yang melampaui segala akal manusia akan menjaga hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus (Flp. 4:7).

Melalui Mazmur ini, kita diingatkan untuk:

  1. Kokohkan Fondasi Iman: Jadikan Tuhan sebagai prioritas utama dalam keluarga. Bangun komunikasi dengan-Nya melalui doa dan firman, baik secara pribadi maupun keluarga.
  2. Hidup dengan Rasa Cukup dan Syukur: Di tengah tekanan ekonomi, belajarlah bersyukur atas hal-hal kecil. Nikmati waktu bersama, karena kekayaan terbesar adalah hubungan yang sehat dan penuh kasih.
  3. Jadikan Rumah sebagai Tempat yang Hidup dan Damai: Suami, istri, dan anak-anak dipanggil untuk saling membangun, mengampuni, dan mendukung. Kehangatan keluarga bisa dibangun melalui banyak cara, misalnya dengan momen sederhana seperti makan bersama, berdoa bersama, atau berbagi cerita kehidupan sehari-hari.
  4. Pandanglah ke Depan dengan Pengharapan: Percayalah bahwa Tuhan punya rencana damai sejahtera bagi keluarga yang berjalan bersama-Nya. Wariskan nilai-nilai iman kepada generasi berikut, sehingga mereka pun hidup takut akan Tuhan.

Keluarga yang berbahagia bukanlah keluarga yang tanpa masalah, melainkan keluarga yang dalam setiap masalahnya tetap berjalan bersama Tuhan. Kebahagiaan adalah buah dari ketaatan, bukan keadaan.

Dibuat oleh: Pdt. Slamet Triwahono