BATU HIDUP VS BATU SANDUNGAN

BATU HIDUP VS BATU SANDUNGAN

1 Petrus 2:1-10

Dalam kehidupan ini, kita sering dihadapkan pada pilihan: menjadi batu hidup yang membangun atau batu sandungan yang menghalangi. Rasul Petrus mengajarkan bahwa kita, sebagai orang percaya, dipanggil untuk menjadi batu hidup, bagian dari bangunan rohani yang kokoh dalam Kristus.

Batu hidup adalah mereka yang menerima Yesus sebagai dasar kehidupan. Mereka bertumbuh dalam iman, hidup dalam kasih, dan menjadi berkat bagi sesama. Seperti bayi yang haus akan susu murni, kita harus selalu rindu akan firman Tuhan agar semakin bertumbuh dalam keselamatan (ay. 2).

Sebaliknya, ada pula yang disebut batu sandungan. Dalam bagian ini, “batu sandungan” bisa merujuk pada dua hal. Pertama, mereka yang menolak Yesus sebagai Mesias. Karena ketidakpercayaan dan ketidaktaatan mereka, mereka tersandung pada firman Tuhan (ay. 8). Dan yang kedua bisa juga merujuk kepada Yesus sendiri. Petrus menulis bahwa Yesus adalah “batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan,” tetapi justru menjadi “batu penjuru.” Bagi yang percaya, Yesus adalah dasar keselamatan. Tapi bagi yang menolak-Nya, Yesus justru menjadi batu yang membuat mereka tersandung (ay. 6-8). Ini adalah ironi yang dalam. Kristus, yang adalah pusat keselamatan, justru menjadi penghalang bagi mereka yang tidak percaya.

Kitab 1 Petrus 2:1-10 ingin mengajak kita untuk mengenali identitas serta pangilan orang percaya dalam Kristus. Berikut beberapa poin utamanya:

  1. Pertumbuhan Rohani – Ayat 1-3 menekankan pentingnya membuang segala kejahatan dan bertumbuh dalam firman Tuhan seperti bayi yang haus akan susu murni. Ini menunjukkan bahwa kehidupan Kristen adalah proses pertumbuhan yang terus-menerus.
  2. Yesus sebagai Batu Penjuru – Ayat 4-6 menggambarkan Yesus sebagai “batu hidup” yang dipilih dan dihormati oleh Allah. Bagi orang percaya, Yesus adalah dasar yang kokoh, tetapi bagi mereka yang menolak-Nya, Ia menjadi batu sandungan.
  3. Umat Pilihan dan Imamat Rajani – Ayat 9-10 menegaskan bahwa orang percaya adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, dan umat kepunyaan Allah. Ini menunjukkan bahwa kita memiliki identitas baru dalam Kristus dan dipanggil untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar Allah.

Makna mendalam dari bagian ini adalah bahwa kehidupan Kristen bukan hanya tentang percaya kepada Yesus, tetapi juga tentang membangun kehidupan rohani yang kokoh, hidup dalam kekudusan, dan menjadi saksi bagi dunia. Marilah kita menjadikan hidup ini sebagai batu hidup untuk kesaksian iman kepada banyak orang tentang Kristus. Dan marilah berusaha untuk tidak menjadi batu sandungan pada orang lain agar jangan melalui diri kita orang lain gagal mengenal kasih Kristus.

DIbuat oleh: Pdt. Andri Wahyudi