BERBALIK ARAH

BERBALIK ARAH

Matius 3:1-12

Nas firman Tuhan hari ini menyatakan tentang seruan pertobatan dari Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea, supaya umat Tuhan berbalik arah. Berbalik kepada Tuhan dalam pertobatan. Yohanes berasal dari keturunan suku Lewi. Ayahnya adalah seorang imam yang bertugas di Bait Allah. Dari kesaksian Alkitab, kita menemukan fakta bahwa Yohanes adalah orang yang luar biasa dipakai Tuhan pada masanya. Tuhan Yesus mengatakan: “Di antara mereka yang dilahirkan oleh wanita tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis” (Mat. 11:11). Yohanes adalah pengkhotbah besar, yang berseru di padang gurun Yudea secara sederhana dan tampil dengan karisma yang luar biasa, sehingga pemimpin serta orang-orang Yahudi mempertanyakan kehadirannya dan menduga bahwa ia adalah Mesias atau Elia atau seorang nabi yang lain. Tetapi Yohanes Pembaptis menjawab: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.” Walau ia adalah kegenapan dari nubuatan nabi Yesaya, namun Yohanes menyatakan bahwa ia hanyalah suara orang yang berseru-seru. Dengan tegas ia menyerukan pertobatan, supaya umat Tuhan berbalik arah! Berbalik kepada Tuhan! Mengapa umat Tuhan harus berbalik ke arah yang benar? Firman Tuhan menyatakan tiga hal penting untuk menjadi perhatian umat Tuhan di segala tempat dan abad.

1.    Berbalik Arah adalah perintah yang harus dilakukan (ay. 1-6)

Panggilan pelayanan Yohanes jelas, ia adalah penggenapan nubuatan untuk membuka jalan bagi Kristus. Dan ia melakukannya, sebab itu adalah perintah dari Allah. Bukan sekedar diteliti, didiskusikan, diseminarkan, dll. Seruannya jelas, orang berdosa harus bertobat, harus berbalik arah dan memberi diri didamaikan dengan Allah. Sebab untuk itulah Kristus datang! Rasul Paulus menuliskan dalam kitab Roma 3:23-24, bahwa semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh Kristus kita telah menerima penebusan. Demikian juga dalam Roma 5, karena pelanggaran Adam dan Hawa semua manusia ada dalam penghukuman, dan oleh karena Kristus dibenarkan dan diselamatkan dari tuntutan maut. Oleh karena itu, dosa bukan hanya soal perbuatan tetapi lebih dalam lagi, menunjuk pada status kita adalah orang berdosa. Itulah sebabnya firman Tuhan dengan jelas menyatakan semua orang Yahudi yang datang termasuk orang Farisi dan Saduki harus bertobat. KTP dan jabatan rohani sebagai umat Tuhan, bukan jaminan bahwa seseorang sedang melangkah ke arah yang Tuhan kehendaki. Dapat terjadi kita sedang melangkah menuju kebinasaan.

2.    Berbalik Arah harus mewujud dalam perbuatan (ay. 7-8)

Bukan hanya jemaat secara umum, tetapi juga para pelayan Tuhan, entah itu penatua, rohaniwan, aktivis dll. Perhatikanlah nas Firman Tuhan, orang Farisi adalah kelompok religius: Mereka sangat ahli dalam kitab suci dan mengamati hukum Taurat secara teliti, dll. Orang Saduki adalah sekte Yahudi yang berpengaruh, terdiri dari kaum bangsawan, imam-imam besar, dan elite politik yang berkuasa di Yerusalem dan memelihara Bait Suci. Tapi kenyataannya hidup mereka seperti pohon yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan seperti debu jerami di tengah butiran gandum. Tuhan Yesus mengibaratkan mereka seperti “ular beludak,” yaitu ular beracun yang mematikan. Firman Tuhan tentu mengingatkan kita sebagai jemaat Tuhan, buah apa yang kita hasilkan atau kita hanyalah debu jerami yang kemudian dibuang dan dibakar? Tuhan Yesus mengajarkan kita tentang kasih dan sebagainya. Mari kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari, entah di keluarga, tempat usaha atau pekerjaan, di lingkungan kita, dll.

3.    Berbaliklah Arah! Sebab “Kapak” dan “Tampi” sudah tersedia (ay. 9-12)

Panggilan pertobatan tentu adalah panggilan kasih dari Allah. Panggilan yang serius, sebab konsekuensinya jelas. Berbalik ke arah yang benar, selamat! Atau meneruskan jalan yang salah, kemudian ditebang seperti pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik atau seperti debu jerami yang dibuang ke dalam api. Dengarlah pesan Firman Tuhan, kapak sudah tersedia di batang pohon, alat penampi sudah ada di tangan-Nya. Janganlah kita hidup seperti orang Farisi dan Saduki, melainkan sebagai anak-anak Tuhan yang menjalani kehidupan yang menjadi kesaksian dengan menghasilkan “buah” yang baik, serta butiran gandum yang sangat berharga dan dikumpulkan ke dalam lumbung! Bagaimana dengan kita? Tuhan Yesus memberkati, amin!

Dibuat oleh: Pdt. Em. Dennie O. Frans