Galatia 6:11-18
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “bermegah” artinya mempunyai sifat megah atau bermegah-megahan. Juga dapat dimaknai membuat diri sendiri menjadi mengagumkan, membanggakan, membesarkan atau menyombongkan diri. Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali orang bermegah atas apa yang ia miliki atau dicapainya, seperti kepintaran, gelar, kekayaan, jabatan atau posisi, kecantikan atau ketampanan, kekuasaan dan lain-lain. Kita lupa, bahwa semua yang kita miliki adalah titipan Tuhan untuk dinikmati dan dipergunakan bagi kemuliaan Tuhan, seperti tertulis dalam Roma 11:36, “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”
Bacaan kita hari ini, rasul Paulus mengingatkan orang-orang Kristen di Galatia supaya jangan mengikuti orang-orang yang bermegah dengan hal-hal lahiriah karena :
1) Mereka adalah orang-orang yang takut menderita, sehingga memakai sunat sebagai topeng untuk menghindari aniaya, hinaan atau hukuman karena salib Kristus (ay. 12).
2) Mereka menyuruh orang taat hukum Taurat, padahal mereka tidak memelihara hukum Taurat, (ay. 13).
3) Mereka menyuruh orang bersunat untuk selamat dan kemegahan lahiriah (ay. 13).
Oleh karena itu, rasul Paulus dengan tegas mengatakan bahwa ia tidak mau bermegah selain dalam salib Kristus. Lalu mengapa kita bermegah dalam salib Kristus?
Pertama, Salib Kristus yang Menyelamatkan (ay. 14)
Pada masa rasul Paulus, bukanlah hal yang mulia bermegah dalam salib Kristus, justru itu dipandang rendah, hina, menjijikkan bahkan memalukan. Kalau begitu, mengapa rasul Paulus bermegah? Karena ia memahami kalau bukan salib Kristus maka binasalah manusia karena semua manusia berdosa (Rm. 3:23) dan upah dosa adalah maut/penghukuman yang kekal (Rm. 6:23a). Tetapi, oleh kasih Allah yang begitu besar kepada manusia, dosa-dosa kita ditebus dengan harga yang sangat mahal, yaitu kematian Tuhan Yesus Kristus di kayu salib (1 Pet. 2:24). Salib Kristus telah menyelamatkan kita. Salib menjadi bukti betapa Allah mengasihi kita.
Kedua, Salib Kristus yang Mengubahkan (ay. 15)
Dalam ayat 15 dituliskan, “sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.” Oleh salib Kristus kita menjadi ciptaan baru. Ciptaan baru yang dimaksud adalah hidup kita mengalami pembaharuan/diubahkan dari dulu berfokus kepada hal-hal duniawi: diri sendiri, keegoisan, kesombongan, pembenaran diri, berubah menjadi ciptaan yang baru. Dimana cara pandang, bersikap, perkataan dan perbuatan kita mencerminkan kasih dan kemuliaan Tuhan, seperti dalam Matius 5:16, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang disorga”.
Saya tidak tahu apa yang Anda banggakan/megahkan saat ini? Melalui renungan hari ini, kita diingatkan hendaklah kita bermegah dalam salib Kristus karena itulah kunci kita menerima dan menikmati kelimpahan kasih karunia Tuhan (ay. 18). Tuhan memberkati kita semua.
Dibuat oleh: Pdt. Relly Rajagukguk