DANIEL 6:1-19
Setiap orang percaya hidup dalam konteks budaya tertentu. Budaya yang cenderung bisa mempengaruhi kehidupan, cara berpikir, perilaku dan sebagainya. Salah satunya adalah berkembangnya budaya populer. Budaya popular adalah budaya yang digemari oleh masyarakat umum dan dapat dikatakan relevan dengan kehidupan saat ini. Dalam konteks ini, maka orang Kristen dipanggil untuk berperilaku dalam budaya populer tanpa meninggalkan iman Kristen.
Dalam bacaan kitab Daniel 6:1-19, digambarkan bagaimana situasi Daniel yang karena penolakan terhadap “budaya” saat itu maka ada konspirasi untuk menjatuhkan Daniel. Ada pejabat-pejabat yang tidak senang dengan prestasi Daniel dan mereka mencari-cari kesalahan dan alasan untuk menjatuhkan Daniel. Walaupun tidak didapati ada kesalahan pada Daniel (ay. 5), namun para pembenci Daniel kemudian menemukan celah untuk dapat menjerat dia, yaitu dalam hal ketaatan Daniel terhadap Allah. Aturan “budaya” baru yang dimunculkan adalah larangan selama 30 hari tidak boleh berdoa kepada dewa manapun juga kecuali kepada raja dan jika melanggar sanksinya adalah dilemparkan ke gua singa (ay. 8). Kebiasaan baru ini harus diikuti oleh para pejabat pada saat itu, termasuk Daniel. Aturan yang memaksa setiap orang untuk hanya berdoa kepada raja dan keputusan ini tidak dapat berubah. Dan karena itulah Daniel pun mendapat hukuman karena dia tetap menyembah kepada Allah, bukan raja.
Ada beberapa hal yang dapat dipelajari dari kisah ini, bahwa Daniel dan beberapa temannya ketika berada di pembuangan di Babel mengalami tekanan budaya, atau diperhadapkan dengan budaya yang baru, mereka tetap berpegang teguh dan berpengharapan pada iman percaya kepada Allah. Sikap Daniel dilandasi oleh:
- Ketaatan kepada Allah.
Sikap yang ditunjukkan oleh Daniel ketika diperhadapkan dengan aturan “budaya” yang baru adalah ia tetap berdoa (ay. 12). Berdoa memohon petunjuk dari Allah. Daniel tetap mengandalkan Tuhan. Ia memahami keputusan dari raja, namun keputusan dari raja tidak mengurangi dan meniadakan kebiasaan doanya. Bukankah ini merupakan sikap dan teladan yang baik bagi orang percaya? Seringkali kita diperhadapkan dengan hal-hal yang baru (budaya atau aturan), cara hidup yang baru, kebiasaan-kebiasaan yang baru, kita lupa untuk berdoa, meminta petunjuk, hikmat, pengertian dari Tuhan, sehingga yang terjadi adalah dengan gampang kita terbawa oleh budaya-budaya baru yang menjauhkan kita dari Tuhan.
- Kasih kepada Allah.
Daniel menunjukkan kasih dan kesetiaannya kepada Allah. Ia taat pada aturan raja, namun ia juga menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupannya atas izin Allah, sehingga ia menempatkan dan memposisikan Allah di atas segala-galannya.
Dalam menghadapi berbagai budaya popular yang bermunculan saat ini, khususnya di era digital yang dapat dengan mudah mempengaruhi cara berpikir dan juga perilaku, hendaknya setiap kita tetap berani tampil beda, berani menolak untuk tidak mencemarkan diri dengan budaya atau pun kebiasaan yang menjauhkan kita dari Tuhan, dengan menunjukkan kasih dan kesetiaan kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Tetap punya prinsip kebenaran sesuai dengan Firman Tuhan dalam menjalani hidup di dalam dunia ini. Kiranya kasih dan kesetiaan kita kepada Allah tetap terpelihara. Amin. Tuhan Yesus memberkati.
Dibuat oleh: Pnt.K. Susi Sihaloho