GEREJAKU, RUMAHKU

GEREJAKU, RUMAHKU

Kisah Para Rasul 2:42-46

Tema “Gerejaku, Rumahku” mengajak kita untuk memaknai kembali arti sebuah rumah. Dalam bahasa Indonesia, kita hanya memiliki satu kata, yaitu “rumah.” Namun dalam bahasa Inggris, ada dua istilah yang membedakan makna ini: “house” dan “home.” House menunjuk pada bangunan fisik, sementara home berbicara tentang kehangatan, keterikatan, dan rasa memiliki. Meskipun hanya ada satu kata dalam bahasa kita, kita semua tahu bahwa rumah sejati bukan sekadar tempat tinggal, tetapi tempat yang memberi rasa aman, tempat bertumbuh, dan tempat di mana hati merasa pulang.

Demikian juga dengan gereja. Gereja bukan sekadar bangunan fisik yang kita datangi untuk beribadah, tetapi sebuah keluarga rohani: tempat di mana kita merasakan kehadiran Tuhan, bertumbuh dalam iman, dan hidup sebagai bagian dari tubuh Kristus.

Sebagaimana tertulis dalam Kisah Para Rasul 2:42-47, kita melihat gambaran indah tentang kehidupan jemaat mula-mula setelah peristiwa Pentakosta, bagaimana mereka hidup bersama sebagai keluarga rohani. Inilah ciri-ciri kehidupan mereka:

  1. Bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan (ay. 42a)
  2. Selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa (ay. 42b)
  3. Hidup dalam kesatuan, dan saling berbagi kepunyaan (ay. 44-45)
  4. Bertekun dan sehati berkumpul setiap hari di Bait Allah (ay. 46a)
  5. Makan bersama dengan sukacita dan hati yang tulus (ay. 46b)
  6. Dikasihi dan disukai oleh semua orang (ay. 47b)
  7. Tiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan orang-orang yang diselamatkan (ay. 47c)

Pertanyaannya adalah: Bagaimana kita menjadikan Gereja Kristus Ketapang, baik di Pusat maupun di Pos, sebagai rumah iman—tempat yang paling kita rindukan untuk datang, mengalami Allah, bertumbuh, bersekutu, dan melayani bersama saudara-saudari seiman dalam kasih Kristus?

  1. Jadikan GKK tempat Anda bertumbuh. Ikutilah kebaktian secara konsisten (onsite bukan online; Ibrani 10:25), ambil bagian dalam pengajaran dan pembinaan, masuk dalam kelompok pemuridan, serta aktif dalam persekutuan doa. Di sinilah iman kita dikuatkan dan karakter Kristus dibentuk. Dan ketika kita bertumbuh, orang lain pun dapat melihat perubahan hidup kita sebagai kesaksian yang hidup.
  2. Jadikan GKK tempat Anda peduli dan terlibat. Gereja bukan hanya tempat menerima, tetapi tempat kita memberi diri. Jangan hanya bertanya, “Apa yang bisa GKK lakukan untuk saya?” tetapi mulailah bertanya, “Apa yang bisa saya lakukan untuk GKK, rumah yang Tuhan percayakan kepada saya?” Ambillah bagian dalam pelayanan sesuai dengan karunia yang Tuhan berikan.
  3. Jadikan GKK tempat Anda membangun keluarga rohani. Mulailah dari langkah-langkah kecil: ambil inisiatif menyapa sesama jemaat, mendoakan mereka, dan membangun relasi yang tulus. Suasana kekeluargaan tidak terjadi begitu saja—ia dibangun lewat kasih yang nyata dan perhatian yang terus-menerus. Ketika orang luar melihat kasih itu, mereka pun tertarik datang dan mengenal Kristus yang hidup di tengah-tengah kita.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, kehadiran kita di Gereja Kristus Ketapang bukanlah kebetulan, melainkan pilihan Tuhan yang dengan sengaja menempatkan kita di sini untuk menjadikan gereja ini rumah rohani kita. Mari kita sebagai satu tubuh Kristus, saling melengkapi agar terjadi kebangunan rohani dan terbina ikatan kekeluargaan yang erat. Sehingga kita tidak lagi melihat GKK hanya sebagai gedung tempat beribadah, melainkan sebagai home—rumah yang kita rindukan dan tempat kita bertumbuh bersama.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Dibuat oleh: Pdt. Relly Rajagukguk