INJIL DALAM KAIN BUDAYA

INJIL DALAM KAIN BUDAYA

1 Korintus 9:19-23

Rasul Paulus adalah orang bebas, tetapi karena Injil (ayt. 23). Dia menghambakan dirinya pada kebiasaan dan pola hidup orang lain, dengan tujuan memenangkan banyak orang bagi Injil.  Di bagian lain Paulus mengatakan bahwa dia tidak ingin menyesuaikan Injil kepada kebiasaan dan pola hidup dunia demi mencari kesukaan manusia atau berkenan kepada manusia (bnd. Gal. 1:10), atau untuk menyukakan manusia (bnd. 1Tes. 2:4).

Paulus berusaha keras supaya banyak orang mengakui Injil yang murni. Untuk itulah bagi orang Yahudi, ia menjadi seperti orang Yahudi, bagi orang yang hidup di bawah hukum Taurat ia menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat (20). Paulus menilai kebiasaan Yahudi sebagai tembok pemisah antara umat Yahudi dan bangsa-bangsa lain, tembok yang telah didobrak oleh karya Kristus (bnd. Ef. 2:11-18). Walau keyakinan Paulus seperti itu, dia bersedia menyesuaikan dirinya dalam pertemuan dengan orang-orang Yahudi yang belum bertobat. Misalnya, Paulus menyuruh menyunatkan Timotius (Kis. 16:1-3). Bagi mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat ia menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat,  Paulus hidup di bawah hukum Kristus. (21). Bagi orang-orang yang lemah, Paulus menjadi seperti orang lemah, supaya dapat memenangkan mereka juga bagi Kristus (22). Orang-orang yang lemah di sini maksudnya adalah mereka yang belum percaya. Paulus melakukan semuanya ini yaitu mengerahkan seluruh hidupnya demi pemberitaan Injil, supaya ia mendapat bagiannya dalam Injil (23).

Mungkin saat ini ada sanak saudara di antara jemaat GKK yang masih belum percaya kepada Kristus? Bahkan mereka sangat anti kepada orang Kristen. Mari saudara teruslah beritakan kasih Tuhan, mintalah hikmat Tuhan untuk memenangkan mereka menjadi milik Kristus. Pertanyaannya adalah masih adakah kerinduan untuk mengajak mereka datang kepada Kristus, sebagaimana Paulus lakukan kepada jemaat di Korintus?

Dibuat oleh: Pdt. Em. Daniel Lie