1 Korintus 9 : 24-27
Pertandingan lari adalah salah satu cabang olahraga tertua di dunia. Pertandingan lari mulanya dipopulerkan oleh bangsa Yunani pada abad 6 SM. Pertandingan lari ini tentu sangat dipengaruhi oleh Pheidippides, seorang prajurit Yunani (530-490 SM), sebagai pembawa pesan. Ia berlari sejauh 240 km selama 2 hari dari Marathon di Yunani ke Sparta, untuk meminta bantuan, karena tentara Persia telah mendarat di Marathon. Selanjutnya, ia berlari sejauh 40-42 km dari Marathon ke Athena, untuk membawa pesan “khairate, nikomen” yang berarti “jayalah, kita menang.” Dalam catatan sejarah Romawi selanjutnya olahraga lari menjadi popular dan dipertandingkan. Peristiwa yang terkenal ini menjadi kiasan penting bagi Paulus ketika ia menulis tentang bagaimana seharusnya kehidupan jemaat Tuhan di Korintus.
Bagian firman Tuhan yang menjadi perenungan kita pada hari ini, mengemukakan beberapa hal penting tentang keberadaan jemaat Tuhan:
- Jemaat Tuhan ada dalam “gelanggang pertandingan” (ay. 24a).
Paulus dengan jelas mengibaratkan orang percaya seperti atlet yang ada di gelanggang pertandingan (Yun. = stadio /stadium). Dalam dunia Yunani atau Romawi kuno, ada kehormatan tertinggi dan mulia bagi pemenang dalam pertandingan. Paulus sedang mengingatkan jemaat bahwa sesungguhnya dalam kehidupan mengikut Kristus, mereka ada dalam perlombaan iman. Ada tujuan akhir dari kehidupan di dunia ini, yaitu panggilan sorgawi (Filipi 3:14). Gelanggang olahraga juga menyatakan bahwa akan ada akhir dari satu pertandingan. Suatu waktu kelak setiap orang pasti akan mengakhiri kehidupan, tapi pastikanlah selama kita masih hidup kita akan mengakhirinya sebagai pemenang.
- Memahami dengan baik tentang pertandingan (ay. 24b-26).
Paulus menjelaskan dalam ayat 24b-26 bahwa jemaat tidak hanya mengetahui bahwa mereka ada dalam gelanggang pertandingan, tetapi juga perlu memahami dengan baik apa yang harus dilakukan. Dalam ayat 24b, Alkitab kita kalimat, “karena itu, berlarilah begitu rupa …” dari istilah Yunani menunjuk pada pelari yang akan berupaya, berusaha, berpacu, maju dengan sungguh-sungguh, walau banyak tantangan dari diri sendiri maupun dari luar diri. Dalam pertandingan “iman” tentu tidaklah mudah, namun jemaat Tuhan akan terus maju, tidak hidup sembarangan tetapi berupaya sekuat mungkin untuk menuju garis akhir.
- Semua orang percaya harus dilatih dan berlatih supaya dapat memenangkan pertandingan (ay. 27).
Paulus, menutup uraian ini dengan kesaksian diri bahwa ia pun melatih tubuh dan selalu berupaya untuk mengusainya. Hal ini penting, sebab banyak gangguan yang menghalangi “tubuh” menuju garis akhir. Kitab Ibrani 12:1-2 menuliskan bahwa dalam perlombaan iman, baiklah kita menanggalkan semua beban dosa yang begitu merintangi kita. Jika Paulus yang luar biasa dalam kehidupan dan pelayanan bertindak demikian, apalagi kita jemaat Tuhan. Sebab siapalah diri kita jika dibanding dengan rasul Paulus? Jika para atlet di gelanggang olahraga berlatih hanya untuk mahkota yang fana betapa pentingnya jemaat juga dilatih dan melatih diri untuk mahkota yang abadi (ay. 25b).
GKK dalam program pelayanan tahun ini juga rindu agar semua anggota jemaat tetap dilatih dan berlatih sebagai murid Kristus, supaya jika waktu kita telah tiba, kita menerima mahkota kehidupan di sorga yang mulia. Pertanyaan sederhana ialah, bagaimana dengan kita? Kiranya Tuhan Yesus Guru Agung memberkati. Amin.
Dibuat oleh: Pdt. Dennie Olden Frans