Lukas 24:1-12
Suatu kesibukan terjadi dan menjadi viral di zaman itu. Begitu banyak orang yang sibuk dan antusias men-search dengan topik “Kubur kosong” atau “Kubur dibongkar” atau “Mayat hilang dan dicuri” ataupun “Mayat hidup kembali, ada penampakan!”
Berita ini ternyata tidak hanya viral dalam 1 bulan atau 1 tahun. Di luar dugaan, berita tersebut masih dibicarakan orang hingga lebih dari 2000 tahun. Ada yang tidak percaya, ragu, dan ada juga yang percaya.
Lebih mengherankannya lagi, TUHAN mempercayakan hal besar ini pada seorang perempuan dan tanpa nama. Apa maksudnya bagi orang percaya? Artinya, pencitraan diri tidaklah penting, melainkan hasil dari perjumpaan Tuhan Yesus itulah yang sangat penting dan mendasar. Tuhan Yesus sanggup memakai seorang perempuan yang bukan siapa-siapa menjadi alat di tangan-Nya. Betapa luar biasanya anugerah Tuhan kepada Bapak, Ibu, Saudara/i yang mau memakai kita apa adanya untuk menjadi alat di tangan-Nya.
1. Saksi yang utuh
Dalam kitab yang lain (lih. Mat. 28; Mrk. 16) ternyata perempuan tanpa nama itu adalah Maria Magdalena. Kata “Magdalena” berarti ia berasal dari desa Magdala. Sebuah desa yang tidak penting dan tidak terkenal. Namun kepada dialah, Tuhan mempercayakan pesan kebangkitan-Nya. Karena itu, jangan minder dengan latar belakang kehidupan kita karena Tuhan mau memakai siapa saja yang rela dibentuk dan diajar oleh-Nya.
Maria Magdalena ini pernah dilayani Tuhan Yesus ketika ia dirasuk 7 roh jahat. Tanpa harapan ia berjumpa dengan Tuhan Yesus, yang kini memberinya harapan baru, bahkan Maria ikut melayani Tuhan Yesus. Ia pun mengiring Yesus hingga kematian-Nya dan turut mengubur Sang Guru. Bagaimana dengan kita sebagai pengikut Kristus? Apakah kita hanya mengiring Yesus Kristus waktu suka saja, lalu waktu ada kesulitan dan penderitaan, dengan mudahnya kita meninggalkan iman percaya?
2. Saksi yang berjumpa secara pribadi
Dalam Yohanes 20:15, ketika Tuhan Yesus bertemu Maria di kubur-Nya yang kosong, Ia berkata, “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Pertanyaan ini berfokus pada sesuatu benda yang hilang, yaitu mayat. Pertanyaan lebih mendalam sesungguhnya adalah mana yang lebih penting, mencari benda mati atau Pribadi Yesus yang hidup? Bagi kita di tengah masa pandemi ini, kira-kira cari apa atau siapa, atau sesungguhnya untuk berjumpa dengan Tuhan Yesus yang penuh cinta?
Saat nama Maria dipanggil secara pribadi dan personal oleh Tuhan Yesus, ini sungguh menyentuh hatinya yang terdalam dan tersentak, “Kok … tahu nama saya?” Pikiran dan perasaan Maria kini terbuka, ia langsung sujud menyembah dan memegangi kaki Tuhan Yesus dan berseru, “Rabuni!” Bagaimana dengan kita, sudahkah berjumpa dan dipanggil secara pribadi? Lalu meresponinya dengan sujud menyembah-Nya?
3. Saksi yang Diutus
Kalau kita sudah meresponi panggilan tersebut, maka kita sekarang menjadi saksi yang diutus. Seperti yang kita lihat dalam firman hari ini, Tuhan Yesus berkata, “Pergilah!” dan Maria berkata, ”Aku telah melihat Tuhan!” Maria dari putus harapan telah melihat Tuhan dan kini dengan sukacita memberitakan Tuhanku hidup.
Bagaimana dengan kita hari ini? Bersediakah saya dan Bapak, Ibu, Saudara/i yang sudah berjumpa dengan Tuhan Yesus secara pribadi untuk memberitakan Yesus yang hidup melalui kehidupan kita?
Dibuat oleh: Pdt. Adma Harsana Tantra ~