MEMBERI SUKACITA

MEMBERI SUKACITA

2 Korintus 9:1-15

Dalam perikop ini rasul Paulus menasehati dan mendorong jemaat di Korintus untuk memberi persembahan kepada umat Tuhan di Yerusalem.  Rasul Paulus menggunakan jemaat di Makedonia sebagai contoh dalam hal memberi (8:2). Walaupun jemaat Makedonia sedang mengalami perbagai penderitaan, mereka tetap memberi dengan sukacita.  Meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.  Karena itulah, jemaat di Korintus perlu belajar memberi dengan sukacita.

Kita semua pasti pernah memberi persembahan untuk pekerjaan Tuhan, namun terdapat 3 ilustrasi jenis pemberi dałam kehidupan ini, yaitu:

Pemberi tipe Batu Api.  Ia harus dihantam agar memberi. Walau sudah dihantam, biasanya hanya mendapat sedikit serpihan dan percikan bunga api. Dia pelit untuk memberi.  Kalau pun mau, ia memberi selalu dengan pertunjukkan besar-besaran.  Pemberi macam ini akan selalu menuntut namanya harus diumumkan dan berharap semua orang tahu.

Pemberi tipe Spons.  Ia harus diperas terlebih dulu agar memberikan sesuatu.  Kalau perlu dipaksa dengan aksi ancaman.  Barulah si Spons mau memberi. Dia memberi karena terpaksa.  Bukan memberi dari hati.

Pemberi tipe Sarang Lebah.  Sarang lebah senang memberi, tanpa tekanan dan tanpa harus menunggu lebih dulu seseorang merengek kepadanya. Dia membiarkan madu yang dihasilkan terus mengalir agar orang yang sedang membutuhkan bisa mendapatkannya.  Uniknya, sarang lebah tidak akan pernah kehabisan madu.  Dia selalu memberi dan selalu ada saja madu yang diberikan, seolah tidak ada habisnya.

Bagaimana dengan kita?  Seperti apakah kita dałam memberi persembahan kepada Tuhan?  Apakah kita perlu pamer mengumbar pemberian kita, perlu dipaksa ketika memberi, ataukah dengan sukarela dan sukacita kita memberikan apa yang bisa kita berikan untuk pekerjaan Tuhan?  Ingatlah akan pengorbanan Kristus Yesus di atas kayu salib yang memberikan segalanya agar kita dapat hidup bersama-Nya.  Masakah kita menjadi murid-murid Kristus yang pelit terhadap sesama kita?

Mari kita perhatikan nasehat dan dorongan rasul Paulus untuk jemaat di Korintus yang mengatakan: “Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaannya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.”  Amin!

Dibuat oleh: Pdt. Setiawan Sutedjo

Article by Admin