(Yoh.17:14-21; Mat. 28:18-20)
Apakah Saudara pernah menghayati dan merenungkan kalimat pengutusan yang selalu diucapkan Pelayan Firman (Pengkotbah) kepada Jemaat pada bagian akhir ibadah?Arahkanlah hatimu senantiasa kepada Tuhan … Jadilah saksi Tuhan yang setia.
Kalimat pengutusan tersebut tidak panjang dan simple, mudah dimengerti maknanya supaya kita setia memberitakan Kristus kepada seberapa banyak orang yang belum mengenal-Nya.
Masalahnya sudahkah kita melaksanakannya?
Hambatan menjadi saksi Tuhan bukanlah terutama karena faktor luar, misalnya kondisi politik suatu Negara yang anti kepada berita Injil. Atau faktor dalam, misalnya kurang dana dan tenaga yang siap diutus. Hambatan utama adalah karena dunia membenci para utusan pemberita Injil (orang percaya, bnd. Yoh. 17:14).
Cara mengatasinya: mohon perlindungan Tuhan dan pengudusan dalam kebenaran (ayat 15, 17).
Hak istimewa: Allah mengutus Kristus ke dalam dunia, Kristus mengutus para murid ke dalam dunia; Kristus menguduskan diri-Nya bagi para murid, sehingga mereka dikuduskan dalam kebenaran (18-19). Kita pun adalah para murid Kristus yang diutus oleh Kristus.
Yesus Kristus bukan saja berdoa untuk para murid-Nya pada saat itu, tetapi juga untuk mereka yang kemudian percaya kepada-Nya oleh pemberitaan para murid di waktu kemudian (20).
Yesus Kristus memerintahkan semua orang percaya untuk pergi, memberitakan Injil-Nya kepada semua bangsa untuk menjadi murid-Nya (Mat. 28:19). Tetap semangat mengobarkan cinta kasih Kristus kepada dunia, karena Kristus berjanji menyertai semua orang percaya sampai kepada akhir zaman (Mat. 28:20)
Untuk direnungkan
Selama bulan Juli ini, sinode Gereja Kristus membahas tema tentang Liturgi/Tata Ibadah. Minggu ini membahas tentang bagian akhir yaitu Jemaat diutus kembali untuk menjadi saksi Tuhan. Kalimat pengutusan yang simple tersebut bukan terjadi karena rumusan dari para ahli liturgi, tetapi karena pengorbanan Kristus yang mati disalibkan demi pengampunan dosa seluruh umat manusia. Kita sekarang menjadi orang percaya tidak lepas dari para pendahulu kita yang rela menyerahkan dirinya dipakai Kristus menjadi utusan-Nya. Maukah sekarang kita menjadi utusan-Nya?
Dibuat oleh: Pdt. Em. Daniel Lie