ATURAN UNTUK KETERTIBAN BUKAN HAMBATAN

ATURAN UNTUK KETERTIBAN BUKAN HAMBATAN

Roma 12:1-8

Salah satu inti pengajaran rasul Paulus di kitab ini adalah “semua orang telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Tuhan” (Rm. 3:23). Namun bagaimana kita bisa diampuni dan diterima Tuhan kembali? Ini adalah pertanyaan yang Paulus coba jawab dalam kitab ini. Dia memulai penjelasannya dengan menyatakan bahwa semua manusa telah gagal melakukan perintah Tuhan. Orang Yahudi gagal menaati perintah Musa, sementara bangsa-bangsa lain telah menolak untuk berpikir tentang Tuhan, walaupun Tuhan sudah berbicara kepada mereka dalah satu atau cara lain (Rm. 1:18-3:20).

Dalam situasi inilah Paulus sadar bahwa manusia cenderung gagal untuk taat kepada aturan yang Tuhan berikan dan cenderung kurang paham akan kekuatan dosa. Ia memberikan pengertian bahwa setiap orang percaya (baca: Kristen) harus dengan rela mempersembahkan kehidupan mereka kepada Tuhan. Pasal 12 ini mendorong para pembacanya untuk mengalami perubahan hidup sesungguhnya, yaitu dengan mempersembahan tubuh yang kudus, yang berkenan kepada Allah sebagai ibadah yang sejati. Dengan hidup tidak menurut nilai-nilai dunia, tetapi dengan perubahan budi yang dapat membedakan mana kehendak Allah dan yang sempurna (Rm. 12:1-2). Dengan cara itu, kita akan dapat melakukan setiap perintah Tuhan, sebab kita diikat dalam tubuh Kristus yang setiap anggota tubuhnya memiliki karunia berbeda. Setiap karunia yang berbeda itu harus melakukan tugasnya sesuai pangilannya, seperti yang Paulus katakan, “yang melayani baiklah kita melayani, jika karunia untuk mengajar baiklah kita mengajar, yang membagi-bagikan sesuatu hendaklah dengan ikhlas, melakukan dengan rajin, siapa yang menunjukkan kemurahan hendaklah melakukan dengan sukacita” (ay. 3-8). Jadi, jelas Paulus menginginkan setiap orang percaya mengalami pengenalan yang benar akan Tuhan dan menunjukkan sikap yang berbeda dengan dunia.

Pesan yang ingin disampaikan dalam perenungan ini adalah:

  1. Mengalami perubahan hidup (ay. 1-2). Setiap orang yang beriman kepada Tuhan Yesus dan mengakui Injil sebagai kekuatan Allah yang menyelamatkan (1:16), maka seharusnya terjadi perubahan hidup. Perubahan hidup ini dilakukan dengan cara mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup dan sejati. Inilah yang senantiasa perlu diusahakan oleh orang-orang percaya, yaitu semakin hari semakin berubah ke arah Kristus, dan bukan dirinya lagi.
  2. Menaati perintah Tuhan dengan pertolongan anugerah-Nya (ay. 3-8). Setelah memahami bahwa kita harus berubah dalam terang Kristus, maka pilihan selanjutnya adalah taat kepada perintah. Bukti dari ketaatan itu adalah siap melakukan apa yang Tuhan inginkan, karena kita sudah diikat dalam satu tubuh Kristus, walaupun memiliki karunia yang berbeda-beda. Karunia-karunia itu harus dijalankan sesuai dengan panggilannya, dilakukan dengan hati yang ikhlas, rajin dan sukacita. Memang ada usaha manusia, tetapi ingat semuanya itu hanya anugerah Tuhan.

Jika kita sudah memahami tugas dan panggilan masing-masing, serta mengetahui bahwa manusia punya kecenderungan untuk gagal, maka setiap aturan yang ada bukanlah untuk menghambat melainkan untuk ketertiban menjaga situasi tetap baik. Milikilah pembaharuan hidup dan taat akan rencana-Nya yang mulia. Seperti yang Tuhan Yesus sudah teladankan dengan memilih taat kepada rencana Bapa-Nya untuk mati di kayu salib, agar setiap manusia yang berdosa mendapatkan kesempatan untuk mengalami perubahan dan taat akan panggilannya masing-masing.

Dibuat oleh: Pdt. Andri Wahyudi

Article by Admin