BERTEKUN DALAM DOA DAN BERJAGA-JAGA

BERTEKUN DALAM DOA DAN BERJAGA-JAGA

Kolose 4:2–6

Di dalam tubuh manusia, terdapat sistem peredaran darah yang tersusun dari tiga komponen utama, yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah. Ketiga komponen ini memiliki peran penting dalam mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Jika aliran darah terganggu, maka organ tubuh akan mengalami kerusakan dan mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit di tubuh kita. Demikian juga dengan kehidupan rohani kita. Jika ada komponen yang diabaikan sehingga tidak berfungsi dengan baik, maka akan mengakibatkan “penyakit” secara rohani. Salah satu komponen penunjang pertumbuhan rohani yang perlu kita perhatikan adalah doa. Melalui Kolose 4:2-6, Paulus mengingatkan bahwa sebagai orang Kristen, kita harus menyadari keterbatasan kita dan bergantung kepada Allah melalui doa.

  1. Berbicara kepada Allah tentang sesama (ay. 2-4)

Di ayat 2, “Bertekunlah dalam doa, …” Paulus memanggil setiap orang percaya untuk menjadikan doa sebagai gaya hidup. Ada 3 karakteristik kehidupan berdoa yang Paulus jelaskan di ayat 2, yaitu:

  • Kata “bertekun” dalam bahasa Yunani menggunakan kata perintah dan jamak, jadi secara hurufiah dapat diterjemahkan, “Bertekunlah kalian semua dalam doa, …” Dengan demikian perintah ini bukanlah perintah personal, tetapi komunal. Paulus mendorong jemaat Kolose sebagai komunitas orang percaya untuk berdoa dengan tekun.
  • Berjaga-jagalah, artinya penuh perhatian, tanggap, bukan penuh kekhawatiran. Kenapa kita perlu berjaga-jaga? Karena di sekitar kita ada begitu banyak ajaran yang tidak sesuai Injil Kristus.
  • Mengucap syukur. Paulus mendorong jemaat Kolose untuk berdoa dan berjaga-jaga dengan ucapan syukur. Setidaknya alasan yang paling sederhana untuk kita berdoa dengan ucapan syukur adalah karena kita menyadari kalau kita bisa mengenal Kristus dan menerima keselamatan, itu hanyalah anugerah Tuhan.

Doa bukan hanya berbicara tentang keinginan kita, tetapi juga tentang menyelaraskan kehendak kita dengan kehendak Allah. Kehendak Allah yang seperti apa? Injil diberitakan kepada semua orang. Seorang pendeta bernama A.C. Dixon pernah berkata, “When we rely upon prayer, we get what God can do in our lives and others.” Doa orang percaya seharusnya bukan hanya berfokus pada dirinya sendiri, tetapi juga terhadap pemberitaan Injil. Paulus menyadari akan hal ini dan dia meminta jemaat Kolose untuk terus berdoa supaya kebenaran Injil dapat diberitakan kepada banyak orang. Inilah panggilan kita sebagai orang percaya.

  1. Berbicara kepada sesama tentang Allah (5–6)

Memberitakan tentang Kristus dapat kita lakukan dengan dua cara, yaitu dengan “perbuatan” yang dijelaskan di ayat 5, “Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, …” dan dengan “perkataan” yang dijelaskan di ayat 6, “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.” Corrie Ten Boom, seorang penulis Kristen pernah berkata, “The most important question is not how much work is being done, but how much Jesus is doing through you.” Karena itu, biarlah melalui perbuatan dan perkataan kita bisa memberitakan karya Yesus yang ajaib dan nyata dalam hidup kita kepada sesama kita.

Dibuat oleh: Sdri. Septiani Dina

Article by Admin