GEREJA BAGAI BAHTERA

GEREJA BAGAI BAHTERA

Ibrani 6:19

Satu hal yang tidak akan bisa dipungkiri oleh setiap manusia adalah perjalanan kehidupan kita sebagai manusia selalu ada yang namanya tantangan kehidupan dan juga berbagai macam pergumulan.  Kenyataan akan adanya tantangan dan juga pergumulan dalam hidup tidak jarang membuat manusia mengalami kondisi diombang-ambingkan bagai sebuah bahtera yang sedang berada di laut lepas, yang dihantam oleh ombak besar dan juga angin badai.  Kehidupan seperti ini menjadi kondisi yang tidak mudah, tetapi tidak terhindarkan.

Jemaat yang mendapatkan surat Ibrani, yang kita bahas di dalam perenungan hari ini, juga mengalami kondisi yang tidak kalah sulit dengan apa yang bisa kita bayangkan.  Jika kita membaca seluruh isi surat ini, kita bisa melihat kondisi berat apa yang mereka hadapi.  Jemaat Tuhan saat itu mengalami masa-masa penganiayaan karena iman mereka.  Oleh karena iman kepada Kristus, mereka kehilangan harta benda, mereka diejek, dihina dan diasingkan oleh masyarakat, mereka juga mengalami penyiksaan fisik serta dipenjarakan.  Pergumulan demi pergumulan yang mereka hadapi membuat mereka mempertanyakan kembali iman yang mereka miliki kepada Kristus, bahkan membuat mereka ingin meninggalkan Kristus dan kembali kepada iman mereka yang sebelumnya, yaitu kepercayaan Yudaisme.

Di tengah kondisi berat yang sedang dihadapi oleh orang-orang percaya, penulis surat Ibrani ini memperlihatkan setitik harapan kepada jemaat Tuhan, bahwa janji Tuhan tidak akan pernah gagal (6:9).  Tuhan adalah Allah yang adil dan tepat dalam memenuhi janji yang telah disebutkan-Nya (6:10), dan mereka bisa melihat itu melalui sejarah Israel dimana janji Tuhan kepada Abraham digenapi (6:13-15).  Penggenapan ini menjadi satu kepastian bahwa setiap orang yang beriman kepada Tuhan, tidak akan kehilangan harapan di dalam Dia.

Jemaat Ibrani bagaikan bahtera yang sedang diombang-ambingkan oleh ombak dan badai, mereka sedang mencari tempat perlindungan agar bahtera ini tidak karam.  Di sinilah penulis surat Ibrani meyakinkan bahwa mereka masih memiliki sauh yang kuat dan aman untuk menjaga bahtera kehidupan mereka (6:19).  Sauh itu adalah Kristus Yesus.  Yesus Kristus yang sudah mati menebus dosa manusia dan bangkit membawa harapan akan kehidupan kekal.  Yesus Kristus, Sang Imam Besar, yang telah membuka tabir pemisah antara kita dengan Allah, sehingga kita bisa bertemu muka dengan Allah melalui Kristus  (6:20).

Pengharapan di dalam Kristus bukan menghilangkan masalah hidup, pergumulan yang dihadapi dan tantangan berat yang menanti, tetapi pengharapan di dalam Kristus akan membuat kita memilih untuk bertahan, menolak untuk ragu dan dengan penuh percaya diri bersabar menghadapi semua yang ada.  Kristus melabuhkan pengharapan kita akan perlindungan di hadirat Allah.

Dibuat oleh: Sdri. Paula Ch. Mulyatan

Article by Admin