
Kisah Para Rasul 5:26-33
Panggilan sebagai gereja di tengah dunia tidaklah mudah, ada berbagai macam tantangan yang dihadapi. Bahkan dalam Alkitab dan sejarah gereja, orang percaya (baca: Gereja) bertumbuh karena ada tantangan. Tantangan yang ada bisa datang dari dalam atau luar, skala besar maupun kecil, penganiayaan, tantangan iman, dan sebagainya, tetapi sejarah mencatat gereja dapat melaluinya. Semua itu dapat dilalui karena gereja tetap beriman kepada Yesus Kristus dan sebagai Tubuh Kristus mengakui Yesus adalah Sang Kepala gereja.
Perenungan minggu ini kita belajar tentang ketahanan iman Petrus dan para rasul saat mereka mengalami mukjizat dan menghadapi rintangan pelayanan. Petrus dan para rasul lainnya memulai pelayanan mereka dengan melakukan banyak mukjizat, di mana banyak orang disembuhkan. Mereka berkumpul dan semakin banyak orang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan (Kis. 5:12-13). Namun, perbuatan mereka tidak disukai oleh orang-orang dari mazhab Saduki yang sangat iri hati, sehingga Petrus dan teman-temannya ditangkap dan dimasukkan ke penjara (ay. 17-18). Tetapi ketika rasul-rasul dipenjara, malaikat Tuhan membawa mereka keluar tanpa merusak kunci penjara, membuat para pengawal Bait Allah bingung (ay. 23-24). Kemudian, Petrus dan kawan-kawan dibawa ke Mahkamah Agama dan bertemu dengan Gamaliel, seorang ahli Taurat yang dihormati. Dalam pertemuan itu Petrus berkata: “Kita harus lebih taat kepada Tuhan daripada kepada manusia” (ay. 29). Gamaliel pun lalu menyarankan bahwa jika ajaran mereka berasal dari manusia, maka akan lenyap; tetapi jika berasal dari Allah, maka tidak akan dapat dilenyapkan oleh siapa pun juga (ay. 38-39). Akhirnya, rasul-rasul meninggalkan Mahkamah Agama dengan gembira dan setiap hari melanjutkan pengajaran mereka di rumah-rumah, serta memberitakan Injil tentang Yesus sebagai Mesias (ay. 41-42).
Melalui kisah ini, kita belajar beberapa hal:
- Ketaatan kepada Tuhan yang utama (ay. 29). Ketika Petrus dan para rasul dibawa ke Mahkamah Agama, mereka dengan berani menyatakan bahwa ketaatan kepada Tuhan adalah yang terutama di atas ketaatan kepada manusia. Ketaatan ini membawa mereka untuk memberitakan pengalaman mereka tentang Kristus, mukjizat yang dilakukan, dan pembebasan mereka dari penjara.
- Tuhan yang menolong (ay. 41-42). Gamaliel, sebagai ahli Taurat, menasihatkan bahwa jika ajaran yang dibawa Petrus berasal dari manusia, maka akan lenyap; tetapi jika ajaran itu dari Allah, maka tidak ada yang bisa melawan mereka. Mendengar hal ini, para rasul semakin bersemangat memberitakan Kristus sebagai Mesias.
Melalui kisah Petrus ini, kita dapat belajar bahwa ketika Tuhan menjadi yang utama dalam setiap pelayanan gereja, maka Tuhan akan menolong dengan cara-Nya untuk menyelamatkan umat-Nya. Meskipun kehadiran gereja penuh dengan pergumulan dan tantangan, suka dan duka, namun selalu ada jalan yang diberikan Tuhan bagi gereja-Nya. Iman kepada Tuhan harus menjadi utama, bukan yang lain, sehingga tantangan seberat apapuun Tuhan akan menolong dengan cara-Nya.
~ Pdt. Andri Wahyudi ~