GEREJA YANG MENELADANI YESUS

GEREJA YANG MENELADANI YESUS

Markus 6:30-34

Minggu ini kita semua mengucap syukur karena dapat memperingati ulang tahun Gereja Kristus yang ke-85, dan tema ibadah yang diangkat adalah “Gereja yang meneladani Yesus.” Apa yang dimaksud dengan “meneladani”? Menurut KBBI, kata “meneladani” berarti memberi teladan, mengambil teladan. Jadi, jika dikatakan “Gereja yang meneladani Yesus,” maka itu berarti Gereja yang mengambil teladan dari Yesus, atau bisa juga diartikan Yesus yang memberi teladan bagi Gereja-Nya. Jika demikian, apa yang dapat Gereja teladani dari pribadi Kristus? Dari bacaan hari ini, Markus 6:30-34 menunjukkan pada kita bahwa:

  1. Gereja harus taat dan giat melayani, tetapi jangan abaikan waktu beristirahat.

Berkumpulnya kembali para rasul dengan Yesus adalah untuk menyampaikan apa yang telah mereka kerjakan dan ajarkan, hal ini bukan sekedar bentuk pertanggungjawaban mereka, tetapi itu juga wujud dari ketaatan dan giatnya mereka menjalani dan menyelesaikan pelayanan yang Yesus percayakan (lih. Mrk. 6:6b-13). Lalu, apakah Yesus lantas mengapresiasi mereka? Tidak! Mengapa? Karena taat dan giat melayani memang sudah sepatutnya ditunjukkan oleh seorang murid Kristus. Jika demikian, lalu apa yang Yesus lakukan kepada para rasul-Nya? Yesus nyatanya mengajak para rasul untuk “menyendiri ke tempat yang terpencil” dan “beristirahat sejenak.”  Apa maksudnya? Maksud Yesus jelas bahwa taat dan giat melayani itu memang sangat penting ditunjukkan, namun bukan berarti waktu beristirahat untuk dibaharui jadi terabaikan. Dengan demikian, Yesus memberi teladan bagi kita akan pentingnya keseimbangan antara waktu melayani dan waktu beristirahat. Yang satu harus dilakukan, tapi yang lain jangan diabaikan.

  1. Gereja harus memiliki belas kasihan lebih dari memikirkan kepentingan diri.

Apa yang harus dilakukan dan menjadi prioritas jika para rasul diperhadapkan dengan situasi di mana, di satu sisi, ada kebutuhan orang banyak yang masih ingin dilayani, dan di sisi lain, ada kebutuhan pribadi untuk beristirahat?  Di sinilah Yesus sekali lagi memberikan teladan bahwa demi belas kasihan-Nya kepada orang banyak yang seperti domba yang tidak bergembala, Yesus rela mengorbankan waktu istirahat-Nya dan memakainya untuk mengajar orang banyak.

Mari bertanya pada diri kita masing-masing, apa yang mendasari pelayanan kita selama ini? Sungguhkah dilakukan karena belas kasihan kepada jiwa-jiwa yang butuh dilayani? Dan jika demikian, maka biarlah hati kita seperti hati Yesus yang senantiasa dipenuhi belas kasihan dan kerelaan untuk mengutamakan kepentingan orang banyak lebih dari memikirkan kepentingan diri sendiri. Kiranya dalam momen peringatan HUT ke-85 Gereja Kristus, kita semua semakin didorong untuk menjadikan Kristus sebagai pusat dan teladan bagi hidup dan pelayanan kita bersama. Amin!

Dibuat oleh: Pdt. Em. Widianto Yong

Article by Admin