HANYA TUHAN YANG LAYAK DISEMBAH

HANYA TUHAN YANG LAYAK DISEMBAH

Keluaran 20: 1-6

Bulan Agustus merupakan bulan budaya di lingkungan Sinode Gereja Kristus. Latar belakang nas kita hari ini adalah saat Tuhan memberikan dasa titah, yaitu undang-undang dasar bagi bangsa Israel setelah dibebaskan dari perbudakan di Mesir. Mungkin jemaat bertanya-tanya apakah sepuluh perintah Allah ini masih berlaku pada masa kini?

Di zaman sekarang masyarakat lebih menjunjung tinggi semangat kemerdekaan, reformasi, dan kebebasan daripada sepuluh perintah Allah yang dianggap mengikat dan mengekang.  Apakah benar dasa titah ini mengikat dan mengekang?  Sesungguhnya perintah ini bertujuan untuk membebaskan manusia dari keprimitifan menuju keberadaban, dari tidak ada pegangan hingga mendapat pegangan, dan dari ketidakpastian menuju kepastian.

Hari ini kita akan membahas bagian “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.”  TUHAN memerintahkan orang Israel agar tidak menyembah siapapun dan apapun selain TUHAN saja.  Jadi saat pertama kali kalimat ini diucapkan seperti gong yang keras sekali untuk perubahan yang sangat signifikan.  Dari politeisme menuju monoteisme.  Politeisme adalah faham yang mengajarkan bahwa Tuhan itu ada banyak (ada allah disamping Allah), karena bangsa-bangsa di sekitar Israel menyembah patung, pohon, gunung, dewa ini itu dan lain sebagainya.  Sedangkan faham monoteisme mengajarkan untuk menyembah hanya satu Tuhan.  Selain itu perintah “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku” juga mengungkapkan kebenaran bahwa: Allah adalah awal, sumber, titik tolak segala sesuatu. Tidak boleh ada yang lain.  Prinsip ini adalah dasar yang paling fundamental di dalam teologi.

Lalu apa relevansinya Firman Tuhan ini untuk kita di zaman sekarang?  Prinsip terdalam dari politeisme ada relativisme.  Relativisme adalah cara berpikir manusia yang menolak bahwa ada yang mutlak di dunia ini. Yang mutlak hanyalah kenyataan bahwa semuanya serba relatif—tidak ada yang mutlak (padahal pada saat yang sama sedang memutlakkan yang relatif).  Bagi orang-orang modern apapun oke, apapun benar asalkan saya suka kamu suka, segala sesuatu boleh-boleh saja, asal mau sama mau, suka sama suka.  Tidak saling memaksa dan tidak saling merugikan.  Apapun benar asal semuanya setuju sebab apa hak seseorang menentukan apa yang benar bagi orang lain.

Maka hasil selanjutnya dari pemahaman pola pikir ini adalah TOLERANSI.  Toleransi dapat dibagi menjadi dua yaitu: toleransi terbatas dan toleransi tak terbatas.  Di satu pihak toleransi adalah rahmat Tuhan yang perlu kita syukuri dan terapkan.  Tidak dapat dibayangkan bila tidak ada toleransi di dunia ini, keadaan akan ribut, perang, kacau dan lain sebagainya.  Namun di sisi lain toleransi tanpa batas akan sangat berbahaya.  Semua bisa ditolerir.  Kita perlu mengamati dan mengkritisi karena toleransi tanpa batas berarti ketidakpastian yang mutlak.  Hidup menjadi serba limbung, gamang, tanpa pegangan, tanpa arah dan tanpa tujuan.

Di dalam dunia yang seperti inilah Allah memberikan hukum: “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.”  Bagi kita pengikut Kristus berarti  menentang politeisme, relativisme, dan toleransi yang tanpa batas.  Dengan kata lain yang mutlak itu bukan cuma ada, tetapi juga bahwa yang mutlak itu cuma satu.  Hanya Dia yaitu (Yahweh) Tuhan pencipta langit dan bumi.  Maka janganlah umat memutlakan yang tidak mutlak, dan jangan mentidakmutlakan yang mutlak.  Allah jangan dikompromi, alat jangan sampai menjadi tujuan.

Hanya Tuhan yang layak disembah, jangan ada berhala, karena konsekuensi menyembah berhala adalah: “(5b): …. Sebab Tuhan, Allah adalah Allah yang cemburu yang membalas kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang yang membenci Aku. Sebaliknya (6) tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.”

Oleh karena itu, di bulan budaya ini jemaat didorong untuk hidup dalam kasih, ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan yang telah menyelamatkan umat dari perhambaan dosa, dan tidak menjadikan sesuatu apapun di dunia ini sebagai berhala modern untuk disembah.

Selamat mengikut Tuhan dengan setia.  Tuhan Yesus memberkati.

Dibuat ole: Pdt. Setiawan Sutedjo ~

Article by Admin