PIMPINAN ROH KUDUS

PIMPINAN ROH KUDUS

Roma 8:1-17

Setiap manusia berada dalam kondisi rusak karena kejatuhan dalam dosa. Oleh karena itu, setiap manusia termasuk kita berada dalam sebuah bahaya serius ketika diperhadapkan dengan Allah. Tidak ada sesuatu yang benar dari manusia yang didapati oleh Allah. Memang ada hukum Allah (Taurat), namun hukum tersebut malah memperlihatkan keadaan manusia yang memang berdosa dan tidak mampu untuk memenuhinya. Inilah keadaan yang dipaparkan oleh Paulus kepada pembacanya di Roma dalam pasal-pasal awal. Namun keadaan buruk manusia ini tidak berlangsung selamanya. Ada sebuah penghiburan yang disampaikan oleh Paulus, bahwa tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus (8:1). Kristus Yesus adalah jalan anugerah dari Allah kepada manusia karena manusia dalam kedagingannya tidak dapat memenuhi hukum Allah. Kristus Yesus yang mengambil rupa manusia (daging) menanggung hukuman atas dosa di dalam daging (8:3). Inilah jalan keluar manusia. Tuntutan hukum Allah dipenuhi dengan jalan hidup menurut Roh (8:4).

Sekarang kita yang berada di dalam Kristus, yang tidak ada lagi penghukuman, perlu mengetahui bahwa sebagai milik Kristus, kita hidup menurut Roh. Pikiran kita diarahkan kepada hal-hal yang dari Roh. Ini artinya, kita perlu senantiasa mematikan perbuatan kedagingan kita yang adalah dosa (8:13). Paulus dalam Kolose 3:5 memperjelas maksud tersebut, yaitu untuk mematikan segala sesuatu yang duniawi seperti percabulan, kenajisan, hawa nafsu yang jahat, keserakahan serta penyembahan berhala. Kita menyadari bahwa di sekeliling kita ada banyak godaan dan pengaruh dunia untuk membangkitkan kedagingan kita. Pikiran kita perlu disiplin untuk cepat-cepat mematikan segala keinginan-keinginan tersebut. Bila dibuahi, maka pikiran kedagingan itu semakin besar dan kita tidak hidup dalam Roh.

Seorang yang hidup dalam Roh, akan menuai hasil-hasil rohani dalam hidupnya. Kita akan memiliki hidup dan damai sejahtera (8:6, 13). Kehidupan hati mereka tidak akan kacau karena hati mereka diliputi oleh damai sejahtera. Orang yang hidup dalam Roh juga memiliki status sebagai anak-anak Allah dan menerima janji-janji Allah (8:15, 17). Mereka akan bebas dari belenggu dosa yang membuat hidup menjadi penuh ketakutan dan kekhawatiran. Sekalipun mereka mungkin berada dalam penderitaan di dunia, namun mereka memiliki kekuatan untuk tetap bersukacita menghadapinya. Dalam peringatan Pentakosta hari ini, mari kita sungguh-sungguh untuk hidup dalam Roh dan mendapatkan kekuatan berkat Tuhan sebagai anak-anak Allah.

Article by Admin