HIDUP SEBAGAI SAUDARA DALAM TUHAN

HIDUP SEBAGAI SAUDARA DALAM TUHAN

MAZMUR 133

Seringkali kita menafsirkan Mazmur 133:1 yang berkata, “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!” dengan berpikir bahwa hidup sebagai saudara atau keluarga yang rukun adalah dengan seringnya berkumpul, tidak ada perbedaan pendapat, memiliki minat yang sama, memiliki komunitas yang sama dll. Namun apakah itu yang dimaksudkan dalam Mazmur 133?

Mazmur 133:2 berkata, “Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.” Dan dalam Mazmur 133:3, “Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.” Ada dua kata “seperti” dalam dua ayat ini yang berarti menggambarkan “Rukun yang baik dan indah” di ayat 1. Rukun yang baik dan indah menurut Mazmur 133 berarti:

  1. Keluarga yang ditinggikan Tuhan

Dalam konteks bangsa Israel, “minyak” di ayat 2 adalah sebuah barang berharga, sehingga ini berarti tindakan mencurahkan minyak hingga meleleh adalah tindakan meninggikan. Itu berarti komunitas yang “rukun” adalah komunitas atau keluarga yang ditinggikan Tuhan. Kalau merujuk ke dalam Matius 23:11-12 syarat untuk ditinggikan adalah saling melayani. Sehingga kalau sebuah keluarga ingin ditinggikan Tuhan maka masing-masing anggotanya haruslah saling melayani.

  1. Keluarga yang diberkati Tuhan

“Embun gunung Hermon” di ayat 3 merupakan sebuah istilah populer yang menunjukkan kelimpahan uap airnya. Lelehan air dari salju di puncak gunung ini menjadi sumber air yang tidak pernah surut bagi Sungai Yordan. Ini adalah simbol berkat Tuhan yang tak pernah habis. Namun, keluarga yang ingin diberkati Tuhan harus terlebih dahulu menjadi berkat. Untuk berani menjadi berkat maka harus menjadi keluarga yang bukan hanya bertumbuh, namun juga berbuah.

Mari jemaat sekalian, kita semua menjadi keluarga yang meninggikan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama kita. Tuhan Yesus memberkati.

Dibuat oleh: Pdt. Cahyono Candra

Article by Admin