HIDUP YANG LAYAK BAGI ALLAH

HIDUP YANG LAYAK BAGI ALLAH

Kolose 1:1-14

Kolose adalah sebuah kota kecil, di dalamnya sudah terbentuk jemaat Kristen. Lalu mengapa Paulus menulis surat kepada jemaat ini? Nampaknya, Epafraslah yang meminta Paulus menyampaikan pengajaran yang benar sebagai respons terhadap ajaran-ajaran sesat yang berkembang (Kol 2:8, 16-19) sehingga melalui pengajaran itu diharapkan jemaat Kolose sebagai pribadi yang telah ditebus dapat menyatakan hidup yang layak bagi Allah. Lalu apa yang Paulus tuliskan khususnya dalam Kolose 1:1-14 berkait dengan tujuan itu?

  1. Mensyukuri dan Mengapresiasi Pertumbuhan Rohani juga Pelayanan (ay. 3-8)

Mengawali suratnya, Paulus dan Timotius menunjukkan bahwa meski keduanya belum pernah mengunjungi mereka namun jemaat Kolose senantiasa ada dalam doa ucapan syukurnya. Mengapa begitu? Karena mereka bersukacita mendengar iman jemaat yang bertumbuh dan hidup dalam kasih yang nyata bagi semua orang kudus dan dalam pengharapan surgawi. Tentunya sikap Paulus dan Timotius ini diharapkan menjadi dorongan bagi jemaat untuk terus bertumbuh. Dan semua ini boleh terwujud seperti yang diakui Paulus dan Timotius karena pelayanan Epafras yang disebutkannya sebagai kawan pelayan yang dikasihi.

Dari sikap Paulus dan Timotius ini, kita belajar bahwa hidup yang layak bagi Allah ialah :

  1. Ikut mensyukuri pertumbuhan rohani sesama orang percaya, baik dalam iman, pengharapan dan kasih, serta saling mendorong agar boleh terus bertumbuh.
  2. Ikut bersyukur dan memberi apresiasi bagi sesama pelayan Tuhan atas pencapaian yang diraih dalam pelayanan, tanpa harus merasa iri atau tidak senang, tetapi justru semakin mendorong satu sama lain untuk melayani lebih baik lagi.
  3. Menaikkan Doa agar Dimampukan Memahami Kehendak Tuhan (ay. 9-14)

Di dalam doanya, Paulus dan Timotius tidak hanya mengucap syukur tetapi juga “tidak henti-hentinya” berdoa bagi jemaat. Apa isi doanya? Agar jemaat dipenuhi dengan segala hikmat dan pengertian rohani. Apa maksudnya dan mengapa? Maksudnya jemaat Kolose dipenuhi sampai jadi penuh, lengkap  tidak setengah-setengah atau tanggung. Penuh dengan apa? Dengan segala hikmat dan pengertian rohani. Lalu mengapa kedua hal itu disebutkan bersamaan?

Karena jemaat membutuhkan kedua pengetahuan itu untuk mencapai apa yang harus diketahui, serta untuk menerapkannya dalam aspek jasmani maupun rohani. Lalu untuk tujuan apa semua itu? Untuk mengetahui akan kehendak Tuhan. Apakah tidak berlebihan? Tentu tidak! Mengapa? Karena kata “mengetahui” yang dipakai Paulus di sini maknanya tidak sekadar tahu fakta tetapi juga butuh pengertian rohani untuk mengerti kehendak-Nya, yakni dengan membangun relasi dan bergaul erat dengan Tuhan. Semakin dekat relasinya, makin dalam pengenalannya. Makin dalam pengenalannya, makin jelas pemahaman akan kehendak-Nya. Makin jelas pemahamannya, makin kuat dorongan kasihnya akan Tuhan dan yakin Tuhan akan menolongnya untuk berperilaku yang menyenangkan hati-Nya dengan:

  1. Hidup layak di hadapan-Nya, serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal.
  2. Memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik.
  3. Bertumbuh dalam pengetahuan tentang Allah.
  4. Menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar karena Tuhan akan beri kekuatan.
  5. Mengucap syukur kepada Bapa yang melayakkan jemaat untuk mendapat bagian yang ditentukan untuk orang-orang kudus.

Kiranya kita semua dipenuhi dengan segala hikmat dan pengertian rohani, sehingga kita bukan hanya mengetahui kehendak Tuhan tapi juga tunduk dan taat melakukan kehendak-Nya, untuk hormat kemuliaan nama-Nya dan berkat bagi banyak orang.

Dibuat oleh: Pdt. Em. Widianto Yong

Article by Admin