IRI HATI MENJAUHKAN KASIH

IRI HATI MENJAUHKAN KASIH

Yohanes 12:12-19; Yakobus 3:16

Pada masa Minggu Prapaskah, Palmarum, Jumaat Agung dan Paskah Sinode Gereja Kristus sedang membahas 7 (tujuh) dosa pokok yang menguasai manusia. Sejak peristiwa di taman Eden manusia jatuh ke dalam dosa, semua manusia sudah terperangkap di dalamnya. Karena itu, sesungguhnya tidak ada dosa besar atau kecil, Paulus pun berkata, “Karena semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Rm. 3:23).

Dalam minggu Palmarum membahas tema, “Iri Hati Menjauhkan Kasih”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi iri hati adalah keinginan untuk memiliki apa yang dimiliki oleh orang lain. Penyebabnya, rasa sombong, bangga, “riya” dan takut kehilangan kedudukan. Ciri-cirinya adalah membandingkan, meremehkan dan senang melihat kegagalan. Oleh karena itu, sikap iri hati membawa dampak yang negatif bagi kehidupan jika dipertahankan dan menjadi gaya hidup.

Renungan minggu ini, kitab Yohanes menceritakan Yesus disambut waktu masuk ke Yerusalem oleh orang banyak, mereka menyongsong Yesus sambil berseru-seru: “Hosiana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel” (ay. 13). Yesus waktu itu disambut seperti Raja, naik seekor keledai (ay. 14), ada Lazarus yang bersaksi tentang kebangkitannya dari antara orang mati (ay.17), dan orang banyak tahu Yesus membuat mukjizat (ay. 18). Tetapi dari peristiwa itu, ada orang-orang Farisi yang tidak sukacita atas apa yang terjadi, mereka merasa terancam dan cemburu karena Yesus lebih “populer” dibanding mereka. Mereka berkata: “kamu lihat sendiri, bahwa kamu sama sekali tidak berhasil, lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia” (ay. 19). Sikap ini membuat mereka buta terhadap karya Allah yang sedang terjadi dalam diri Yesus. Rasul Yakobus pun mengecam sikap iri hati karena akar dari kekacauan dan segala perbuatan jahat (Yak. 3:16).

Jadi, marilah jemaat dalam memasuki Minggu Palmarum kita menjauhkan diri dari iri hati karena itu bisa membutakan kita terhadap rencana Tuhan dan merusak hubungan dengan sesama. Tetapi dengan rendah hati, bersyukur dan penuh kasih, kita dapat mengalahkan iri hati. Mari membangun diri, untuk memasuki minggu Paskah dengan hati yang bersih dan memiliki komunitas yang saling mendukung, supaya nama Tuhan ditinggikan, bukan ego manusia.

Dibuat oleh: Pdt. Andri Wahyudi