Efesus 4:32; Matius 25:40, 45
Kehidupan jemaat pada masa gereja mula-mula sangatlah berat, oleh karena diperhadapkan dengan berbagai pergumulan, penderitaan, bahkan kematian. Hal tersebut datang dari penguasa, masyarakat pada umumnya demikian juga dari pemuka agama. Namun ada juga pergumulan terjadi oleh karena sesama anggota keluarga, jemaat yang berseteru, sebagaimana nampak dalam nasihat di surat Efesus 4:17-32. Oleh karena itu, rasul Paulus menyatakan bahwa orang Kristen atau orang yang telah mengalami kelahiran baru harus dapat menyikapi situasi tersebut dengan baik. Tuhan Yesus dalam Matius 25:40, 45 juga menyatakan tentang bagaimana seharusnya pola hidup jemaat Tuhan di tengah-tengah kehidupan sehari-hari. Melalui dua bagian firman Tuhan ini, maka berikut adalah beberapa hal penting yang dapat kita pelajari berkaitan dengan tema “Kasih dan Pelayanan”:
Surat Paulus kepada jemaat di Efesus sangat jelas menasihatkan bahwa jika jemaat adalah manusia baru atau orang-orang yang telah mengalami pembaharuan oleh karya Kristus, maka pola kehidupan pun telah diperbaharui. Secara ringkas konteks Efesus 4 khususnya ayat 17-32 mengungkapkan kehidupan yang salah, bukan kasih dan bukan melayani. Rasul Paulus mengingatkan bahwa kehidupan orang Kristen janganlah dikuasai oleh kemarahan dan tidak mau mengampuni. Orang Kristen semestinya adalah orang yang bekerja keras, bukan menjadi pencuri. Perkataan yang keluar dari mulut orang Kristen bukanlah perkataan kotor tetapi perkataan yang membangun supaya yang mendengar beroleh kasih karunia. Itulah sebabnya dalam ayat 31-32, Paulus menyatakan, “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” Demikianlah seharusnya, mengasihi dan melayani adalah pola kehidupan jemaat Tuhan.
Dalam Injil Matius pasal 25, Tuhan Yesus memberikan pengajaran yang sangat penting bagi para murid dan tentu bagi kita, bahwa orang yang mengasihi Tuhan pasti nampak dari kasih dan pelayanannya kepada sesama. Dalam Matius 25:40, Tuhan Yesus memakai kata Yunani adelfwn yang berarti saudara kandung, istilah yang juga dipakai oleh Paulus untuk menyapa jemaat Tuhan, orang-orang Kristen sebagai saudara di dalam Tuhan. Sesama anggota keluarga atau jemaat diajarkan dan diperintahkan oleh Tuhan Yesus untuk saling mengasihi dan melayani, bahkan Tuhan Yesus menempatkan nilai yang sangat tinggi tentang mengasihi dan melayani sesama saudara dan anggota jemaat, termasuk kepada yang dianggap paling hina sekali pun, sama dengan kita mengasihi dan melayani Tuhan. Bagian firman Tuhan ini juga mengingatkan kita sebagai jemaat, bahwa apa yang kita lakukan kepada sesama itu berdampak sampai pada kekekalan (Mat. 25:34, 46). Pertanyaan penting ialah rindukah kita mengasihi dan melayani sesama kita seperti Kristus mengasihi dan melayani kita?
Dibuat oleh: Pdt. Em. Dennie Olden Frans