KEDATANGAN YANG MEMBAWA SUKACITA

KEDATANGAN YANG MEMBAWA SUKACITA

Mazmur 126

Minggu ini, kita memasuki Minggu Adven Pertama sebagai tanda bahwa kita memasuki tahun liturgi yang baru. Minggu Adven adalah masa dimana kita mempersiapkan diri dan hati untuk menyambut dan merayakan kelahiran Sang Kristus Raja, serta kedatangan-Nya yang kedua. Dalam menanti kedatangan-Nya yang kedua, tidak ada satupun yang tahu kapan waktunya. Kiranya dalam penantian ini, tema kotbah hari ini mengajak kita mengisi masa penantian dengan penuh harapan bahwa akan terjadi pemulihan bagi setiap orang yang mau diproses, karena kehadiran Tuhan pasti membawa sukacita dalam setiap peristiwa.

Pemulihan besar juga dialami oleh bangsa Israel, dimana bangsa Israel sangat menderita sebagai orang asing di Babel. Tuhan membuang mereka ke Babel sebagai didikan dan hukuman karena berbagai pelanggaran dosa dan kejahatan mereka. Selama 70 tahun mereka di Babel, penderitaan demi penderitaan menimpa mereka. Tuhan mengetahui jeritan, tangisan dan keluh kesah mereka. Tuhan tidak diam: Ia peduli dan tidak meninggalkan mereka. Tanpa mereka sadari, berbagai cara Tuhan menolong mereka sehingga bisa bertahan sampai 70 tahun di Babel.

Setelah masa 70 tahun berlalu sesuai nubuatan Allah sebelumnya, Tuhan memulihkan keadaan Israel. Oleh kuasa-Nya bangsa Israel dapat keluar dari pembuangan Babel menuju tanah perjanjian dengan bersukacita (ay. 2, 3). Pemulihan bangsa Israel terbebas dari pembuangan ke tanah perjanjian bagaikan sebuah mimpi (ay. 1). Doa dan tangisan untuk dipulihkan menjadi kenyataan, seperti memulihkan batang air kering di tanah Negeb (ay. 4).

Pelajaran rohani apa yang kita dapatkan dari pemulihan besar bangsa Israel? Pertama, percaya bahwa Tuhan selalu hadir dan setia menolong umat-Nya. Terkadang penderitaan dan pergumulan membuat kita meragukan dan mempertanyakan di mana kasih Tuhan? Padahal, kalau kita bisa melewati dan bertahan sampai saat ini bukan karena kekuatan dan kehebatan kita. Tetapi, semata-mata karena kehadiran dan kesetiaan Tuhan yang menolong kita dengan berbagai cara yang kita tidak sadari dan pahami. Kedua, kerelaan diproses Tuhan. Mengikut Tuhan bukan tanpa masalah, malah itu adalah proses pembentukan Tuhan. Kerelaan diproses Tuhan akan membuat hidup kita terbentuk, indah dan semakin serupa dengan-Nya, dimana perjalanan bersama Allah, diandaikan pemazmur seperti “orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, namun akan menuai dengan sorak-sorai” (ay. 5). Tuhan memberkati kita.

Dibuat oleh: Pdt. Relly Rajagukguk

Article by Admin