KERAJAAN YANG TAK TERGONCANGKAN

KERAJAAN YANG TAK TERGONCANGKAN

Ibrani 12:18-29

Konteks dari Ibrani 12:18-29 adalah ayat 1-17 berbicara tentang nasihat bagi orang percaya agar bertekun dalam iman sekalipun ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Lalu, dalam di ayat 18-29 ini, sebagai orang percaya yang hidup di bawah Perjanjian Baru dan yang menerima janji akan Kerajaan yang tak tergoncangkan, perilaku seperti apa yang dinasehatkan untuk diperhatikan dan dijalani?

Pertama, berpegang teguh dalam iman kepada Yesus (ay. 25).

Dalam perikop sebelumnya sudah ditekankan (Ibr. 12:2-3) dan diulangi lagi di sini agar setiap orang percaya (siapapun dia) tetap bertekun dalam iman kepada Yesus. Mengapa demikian? Sebab hidup sebagai orang beriman itu tidaklah mudah dan juga tidak akan menjadi semakin mudah. Ada banyak tantangan yang berusaha untuk membuat kita ragu dan putus asa. Jadi setiap orang percaya dinasehati untuk wajib menjaga, waspada, serta memperhatikan dengan sungguh dirinya supaya jangan menolak atau membuat alasan atau menghindar untuk mendengar dan menghidupi firman-Nya dan berpegang teguh dalam iman kepada Yesus apapun situasi yang dihadapinya.

Kedua, mengucap syukur dengan beribadah (melayani) dengan cara yang berkenan kepada-Nya (ay. 28).

Sebagai orang percaya yang telah menerima janji akan kerajaan yang tak tergoncangkan, perilaku seperti apa yang patut ditunjukkan? Perilaku yang patut ditunjukkan bukan hanya mengucap syukur (charin = anugerah, ucapan syukur) kepada Allah atas anugerah-Nya yang mengaruniakan kerajaan yang tak tergoncangkan, tetapi juga menunjukkan rasa syukur itu melalui ibadah (latreuomen = melayani, menyembah) dan juga pelayanan dengan cara yang berkenan kepada-Nya.

Pertanyaannya ialah, apakah kita sungguh tetap bertekun dalam iman kepada Yesus dengan tetap merenungkan dan menghidupi firman-Nya meskipun dalam situasi sulit seperti yang kita alami saat ini? Dan apakah kita senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan untuk anugerah pemeliharaan-Nya bagi kita? Dan sungguh menyatakan rasa syukur itu melalui hadirnya kita secara onsite dalam ibadah dan pelayanan di Gereja Tuhan, bukan secara online di rumah masing-masing saja?

Biarlah setiap kita dengan tulus memeriksa diri kita masing-masing, sudahkah kita beribadah dan melayani Tuhan dengan cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut akan Dia. Amin!

Dibuat oleh: Pdt. Widianto Yong

Article by Admin