MENGAKUI KRISTUS SEBAGAI RAJA

MENGAKUI KRISTUS SEBAGAI RAJA

Lukas 23: 33-43

Pada hari minggu ini, sebelum memasuki minggu Adven, dalam kalender gerejawi dikenal sebagai Minggu Kristus Raja. Minggu dimana warga jemaat mengingat dan mengakui bahwa Kristus adalah Raja, sikap yang tentu disertai dengan pengharapan menyambut kedatangan Kristus kedua kali. Mengapa? Sebab Ia berjanji akan datang kembali (Yoh. 14:1-3) seperti yang diimani seorang penjahat yang tersalib (ay. 42).

Peristiwa penyaliban Kristus di Golgota adalah fakta sejarah yang mengungkapkan sikap manusia terhadap sang Juruselamat. Peristiwa yang disaksikan banyak orang, termasuk yang menghujat-Nya (Mrk. 15:29). Pengadilan dunia menyalibkan-Nya, para pemimpin mengejek-Nya, prajurit-prajurit mengolok-olok Dia, bahkan seorang penjahat pun menghujat Dia (ay. 33-40). Demikian juga halnya dengan para pemuka agama bahkan ahli Taurat pun mengolok-olok Kristus (lih. Mrk. 15:31). Lukas melaporkan ada tulisan di atas kepala-Nya: “Inilah raja orang Yahudi”. Tulisan yang dibantah oleh pemuka agama Yahudi dan meminta supaya diubah, tetapi Pilatus menjawab dengan tegas: “Apa yang kutulis, tetap tertulis” (Yoh. 19:21-22).

Berdasarkan tema dari Sinode Gereja Kristus, maka marilah kita memberi perhatian secara khusus pada dialog antara Yesus dan seorang penjahat. Nas membukakan kepada kita bahwa pengakuan akan Kristus sebagai Raja dan juga iman pengharapan menyambut kedatangan-Nya Kembali, akan terjadi jika:

  1. Kesadaran akan dosa dan penghukuman (ay. 40-41).

Dengan jelas teguran seorang penjahat terhadap temannya yang menghujat Yesus menunjukkan sikap yang menyadari akan dosa, serta akibat dosa. Dosa yang bukan hanya menjadikannya layak menerima hukuman sesuai dengan tuntutan dunia, tetapi keseluruhan rangkaian cerita ini menunjukkan kesadaran adanya penghakiman dan penghukuman kekal. Sebab upah dosa adalah maut (Roma 3:23).

  1. Pengakuan bahwa Kristus adalah Raja serta pengharapan keselamatan kekal waktu Kristus datang kembali (ay. 42).

Ayat 42 membukakan isi hati dari penjahat di ujung akhir hidupnya yang sungguh percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Sang Raja yang pasti akan datang kembali. Kedatangan Kristus kembali nampak jelas dalam pengakuan dari penjahat, sebab ia dan Kristus sama-sama tersalib dan sama-sama sedang menuju jalan kematian, tetapi ia percaya walau mereka akan mati, Yesus akan datang kembali sebagai Raja (lih. 1 Tes. 4:13-17).

  1. Pengampunan dan penerimaan oleh Kristus (ay. 43).

Jawaban dari Kristus tentu melegakan hati penjahat ini. Bahwa di ujung kematiannya, ia memperoleh pengampunan dan menerima tempat indah, Firdaus. Tidak ada kesalahan yang tidak dapat diampuni, dan tidak ada kata terlambat jika seorang mau datang dan memohon pengampunan dari Raja mulia, Tuhan Yesus Kristus.

Kiranya minggu Kristus Raja ini mengingatkan kita, bahwa sesungguhnya kita pun membutuhkan pemulihan spiritualitas. Roma 3:23-24, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.”  Dan kiranya kita selalu mempersiapkan diri menyambut kedatangan Kristus kedua kali dengan hidup setia dan menjadi berkat. Kiranya Tuhan Yesus memberkati, amin!

Dibuat oleh: Pdt. Dennie Olden Frans

Article by Admin