MENGASIHI ALLAH VS MENGASIHI DUNIA

MENGASIHI ALLAH VS MENGASIHI DUNIA

1 Yohanes 2:15-17

Perenungan kita hari ini adalah “Mengasihi Allah vs Mengasihi Dunia,” yang menjadi realita yang sering kita hadapi. Satu sisi kita harus mengasihi Allah tetapi satu sisi kita hidup di dalam dunia ini di mana segala hal kita masih lakukan, mulai makan, minum, tidur, bekerja, berkarya, melayani, dll. Apakah dunia harus kita tinggalkan dulu baru kita mengasihi Allah? Atau apakah kasih kepada Allah membuat kita memusuhi dunia? Realita ini harus kita respons dengan baik jangan sampai kita lebih mengasihi dunia daripada mengasihi Allah, sebab Allah sudah mengasihi kita agar kita jangan terpesona dengan dunia.

Mengasihi Allah tentu adalah hal yang harus dilakukan oleh orang percaya (Kristen). Perlu dipahami menjadi Kristen bukan karena kita sudah melakukan yang baik, melakukan tradisi keagamaan yang ketat, tetapi semata-mata karena Allah yang sudah mengasihi kita terlebih dahulu. Lewat kasih-Nya itulah kita merespons kasih Allah yang luar biasa.

Perenungan firman Tuhan hari ini mengajarkan kepada kita bagaimana caranya agar kita yang masih tinggal di dunia dapat lebih mengasihi Allah. Yaitu:

  1. Mengutamakan kasih Allah (ay. 15). Kata “jangan” ingin menegaskan kepada kita untuk tidak mengasihi dunia melainkan hanya mengasihi Allah. Tanda orang yang mengasihi Allah adalah dengan melakukan perintah-perintah-Nya, sebab semua yang lahir dari Allah mengalahkan dunia, semua itu lahir dari iman kepada Yesus Kristus (1Yoh 5:3-4). Tanpa pengenalan yang benar dan merasakan sendiri betapa besarnya kasih Bapa kepada kita, kita akan sulit meninggalkan keinginan duniawi. Kasih kita kepada Allah itulah yang dapat mengalahkan keinginan atau hawa nafsu duniawi.
  2. Mewaspadai nilai-nilai yang dunia tawarkan (ay. 16-17). Kitab 1 Yohanes memberi tahu bahwa nilai-nilai yang dunia tawarkan adalah bertentangan dengan keinginan Tuhan, seperti keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan hidup (bdk. Gal. 5:17-20). Tentu semua nilai ini bukan berasal dari Bapa dan bersifat fana, akan lenyap. Hal ini berbeda dengan nilai-nilai surgawi yang berasal dari Bapa. Setiap orang yang hidup di dalam kehendak-Nya akan hidup selama-lamanya. Karena itu kita harus menyadari bahwa dunia ini sementara, sedangkan Tuhan sudah memberikan perintah-perintah-Nya yang membawa kehidupan kekal. Jadi, setiap orang percaya harus menghidupkan nilai-nilai Kerajaan Allah yang Tuhan tetapkan.

Jemaat yang dikasihi Tuhan, marilah kita mengasihi Tuhan, seperti yang Tuhan Yesus ajarkan untuk mengasihi TUHAN Allahmu melebihi segalanya. Tuhanlah yang utama dan terutama dalam hidup kita, bukan yang lain. Memang dunia ini menawarkan hal-hal yang menggiurkan daging kita, tetapi janganlah kita tertipu dengan pesona dunia, melainkan carilah yang menyenangkan hati Tuhan. Mungkin apa yang Tuhan inginkan tidak sesuai dengan apa yang kita mau. Mungkin harus melewati lembah air mata, ada tantangan, tetapi dengan itu semua kita akan menjadi pribadi yang lebih kuat dan mengasihi Tuhan lebih lagi, karena sesungguhnya Tuhan sudah memberikan yang terbaik buat kita, yaitu nyawa Anak-Nya yang Tunggal, Yesus Kristus. Namun tugas kita bukanlah mengasihi Allah dan membenci dunia dengan hidup menyendiri terpisah dari dunia. Orang Kristen harus menunjukkan kasih-Nya kepada Allah lewat hidupnya yang berguna bagi dunia ini. Kita dipanggil sebagai terang dan garam dunia untuk memberitakan kasih Allah bagi dunia ini.

Dibuat oleh: Pdt. Andri Wahyudi

Article by Admin