NYANYIAN PUJIAN SYUKUR

NYANYIAN PUJIAN SYUKUR

Ezra 3:8-13

Peristiwa peletakkan dasar Bait Suci yang dicatat dalam kitab Ezra 3:8-13, adalah peristiwa yang mengharukan dan sekaligus peristiwa yang sangat menggembirakan. Sebab setelah puluhan tahun menjadi bangsa buangan, sekarang mereka menyaksikan dan bahkan menjadi pelaku dari pembangunan kembali Bait Suci. Hal ini terjadi oleh karena Koresh yang menjadi penguasa Persia, digerakkan TUHAN untuk menggenapkan firman TUHAN yang diucapkan oleh nabi Yeremia (Yer. 25:12). Pernyataan dan perintah dari raja Koresh tertulis dalam Ezra 1:1-4.

Memperhatikan peristiwa yang dilaporkan dalam Ezra 3:8-13, sesungguhnya adalah peristiwa yang sangat besar dalam sejarah kehidupan umat TUHAN, itulah sebabnya nyanyian syukur dan puji-pujian kepada TUHAN nampak sangat “kental” dalam bagian firman Tuhan ini.

  1. Nyanyian pujian dan syukur terjadi oleh karena umat TUHAN mengalami dan menyaksikan penggenapan janji setia TUHAN atas umat-Nya (ay. 8-9).

Keberadaan umat TUHAN di Yerusalem, setelah mereka kembali dari pembuangan adalah realita yang mereka alami, TUHAN menggenapi janji-Nya yang disampaikan melalui nabi Yeremia. Ada sukacita besar, yang terungkap dalam bentuk nyanyian pujian dan syukur dalam ayat 10-11.

  1. Nyanyian pujian dan syukur adalah pernyataan iman kepada TUHAN (ay. 10-11).

Dalam ayat 10-11, dituliskan bahwa pada waktu dasar Bait Suci diletakkan, maka ada prosesi yang diiringi oleh nyanyian syukur dan pujian. Ini bukan hanya sekadar liturgi, tetapi nyanyian pujian syukur yang lahir dari iman kepada TUHAN yang telah memelihara umat-Nya.

  1. Nyanyian pujian dan syukur ungkapan sukacita atas apa yang dialami (ay. 12-13).

Dalam ayat 12-13, ada gambaran tentang sukacita dan haru yang bercampur baur dengan nyanyian pujian dan syukur, dalam acara peletakkan kembali dasar dari Bait Suci yang telah dihancurkan oleh pasukan Nebukadnezar. Kita pasti teringat suasana ini, ketika Gereja Kristus Ketapang dibangun kembali setelah hancur karena dibakar pada waktu peristiwa kerusuhan di Jakarta.

Pertanyaan penting ialah bagaimana dengan kita sebagai jemaat Tuhan pada hari ini? Kebenaran yang tertulis dalam firman Tuhan ini, bukan sekadar melaporkan tentang nyanyian umat, serta haru dan sukacita ketika dasar Bait Suci yang telah hancur diletakkan kembali, tetapi juga sekaligus menjadi ajaran bagi kita dalam kehidupan kita tiap-tiap hari.

Dibuat oleh: Pdt. Dennie O. Frans

Article by Admin