PUJIAN DI KALA DUKA

PUJIAN DI KALA DUKA

Ayub 1:13-22

Kita mungkin pernah mendengar ucapan dari seseorang yang mengatakan:

“Jelas saja dia bisa memuji Tuhan, karena dia dalam keadaan sehat dan diberkati. Coba lihat, apa dia akan tetap memuji Tuhan, jika dokter telah memvonis umurnya tinggal dua bulan karena penyakitnya,  belum lagi kondisi keuangan menipis dan hidup rumah tangga berantakan?”

Mari kita belajar firman Tuhan melalui tokoh Ayub, mengapa dia tetap bisa memuji Tuhan sekalipun seluruh harta bendanya musnah dan kesepuluh anak-anaknya mati seketika.

Tuhan mengizinkan iblis mencobai Ayub

Ayub adalah seorang yang saleh dan jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (1);  Memiliki keteladanan iman, dibuktikan dengan selalu memanggil dan menguduskan anak-anaknya setiap kali mereka mengadakan pesta. Senantiasa mempersembahkan korban bakaran, karena kuatir anak-anaknya telah berbuat dosa (5). Di lain pihak, ada iblis si penuduh yang tidak senang jika ada orang seperti Ayub yang hidupnya diberkati secara materi, saleh, jujur dan takut akan Tuhan. (9-10).

Nilai kekayaannya  sangat besar, kalo sekarang diuangkan mungkin lebih dari seratus miliar rupiah (3)

Iblis mau supaya Ayub tidak takut akan Tuhan dengan cara memusnahkan seluruh kekayaan yang dimilikinya (14-17), bahkan iblis membunuh kesepuluh anak-anak Ayub dengan cara yang sangat keji (19). Jika kita di posisi seperti Ayub, rasanya belum tentu mampu bisa tetap memuji Tuhan, atau jangan-jangan menjadi stress, sakit berat, mengurung diri di dalam kamar dan menyalahkan Tuhan?

Upaya memahami pergumulan iman Ayub

Kejadian musnahnya seluruh harta dan matinya anak-anak Ayub bertepatan saat semua anak-anaknya yang laki-laki dan perempuan sedang makan dan minum anggur di rumah anaknya yang sulung (18).  Kita mendapat pelajaran iman dari Ayub bahwa tidaklah sia-sia ia hidup saleh dan takut akan Tuhan, mendidik dan menguduskan semua anak-anaknya; Ayub juga tidak berpendapat bahwa kematian anak-anaknya karena mereka telah berdosa kepada Tuhan (bnd. ayat 5).

Memuji Tuhan dalam setiap keadaan

Memuji Tuhan merupakan hidup perjalanan iman setiap orang percaya sekalipun dalam keadaan menyakitkan, tidak menyenangkan, disalahmengerti bahkan oleh orang yang paling dekat. Pujilah Tuhan senantiasa, raih dan milikilah kesalehan dan kejujuran hidup, takutlah akan Allah dan jauhilah kejahatan.

Dibuat oleh: Pdt. Em. Daniel Lie

Article by Admin