TAKLUK DAN MENANG

TAKLUK DAN MENANG

Markus 14:32-42

Apakah saudara pernah bergumul karena sesuatu hal? Jika pernah, maka saudara tidak sendirian. Memang pada umumnya semua manusia yang hidup pasti pernah mengalami pergumulan. Dan itulah juga kondisi yang berusaha ditunjukkan Markus 14:32-42 tentang Yesus saat berada di taman Getsemani. Lalu bagaimana Yesus menghadapi pergumulan-Nya itu?

Pertama, Yesus datang berdoa kepada Bapa.

Sesungguhnya apa yang menjadi pergumulan Yesus? Meminum cawan (ay. 36), yang maknanya tidak sekadar berhadapan dengan penderitaan jasmani tetapi jauh terasa sampai pada jiwa-Nya karena Yesus dijadikan berdosa karena kita (2 Kor. 5:21). Itulah pergumulan Yesus. Jadi tidak heran jika dalam kemanusiaan-Nya, Yesus merasa begitu takut dan gentar, serta begitu sedih. Lalu apa yang diperbuat Yesus? Dia berdoa bawa pergumulan-Nya kepada Bapa. Kata “berdoa,” proseuchomai, adalah kata yang dipakai juga oleh Yesus saat mengajarkan Doa Bapa kami kepada para murid. Jadi dalam doa-Nya, Yesus menunjukkan kebergantungan-Nya pada Bapa, bukan pada diri sendiri maupun pihak lain. Mengapa? Karena Yesus tahu, hanya Bapa yang paling mengerti pergumulan-Nya dan bagi Bapa tidak ada suatu apa pun yang mustahil.

Kedua, Yesus menundukkan diri pada kehendak Bapa.

Dalam isi doa-Nya di ayat 36, 39, Yesus memohon agar Bapa mengambil cawan itu dari Yesus karena Ia meyakini bahwa Bapa mampu melakukannya. Terlihat jelas bahwa Yesus memiliki kehendak insani yang berbeda dengan kehendak Bapa. Meski demikian, Dia tidak menuntut agar kehendak-Nyalah yang harus terwujud melainkan hanya kehendak Bapa. Sikap yang ditunjukkan Yesus ini menunjukkan bahwa Ia tidak mengutamakan kehendak dan kepentingan diri-Nya sendiri, tetapi menaklukkannya di bawah kehendak Bapa. Mengapa demikian? Karena Yesus mengerti benar bahwa Bapa yang sempurna tidak pernah keliru dalam rancangan dan kehendak-Nya. Bapa tahu benar apa yang terbaik bagi anak-anak-Nya. Maka, ketundukan Yesus kepada kehendak Bapa ini harus dilihat sebagai kemenangan Yesus yang mendahului penyaliban-Nya di Golgota (ay. 41-42).

Ada banyak hal yang dapat membuat kita bergumul dan masuk dalam pencobaan, terlebih lagi dalam situasi pandemi yang kita belum tahu kapan akan berakhir. Namun Yesus sudah memberikan teladan bagi kita bahwa semuanya itu dapat dihadapi dan dimenangkan melalui berjaga-jaga dan berdoa (ay. 38). Jadi, bawalah setiap pergumulan kita kepada Bapa. Tunduklah pada kehendak-Nya karena Bapa tahu apa yang terbaik bagi anak-anak-Nya. Sebab waktu menundukkan diri pada kehendak Allah, maka itu akan selalu berarti kemenangan bagi setiap orang yang melakukannya. Amin!

Dibuat oleh: Pdt. Widianto Yong

Article by Admin